Hindari Kepunahan, Bahasa Bali Harus Dipraktikkan di Semua Tingkatan

MANGUPURA – baliprawara.com
Bahasa adalah satu di antara tujuh unsur kebudayaan. Dengan melestarikan bahasa, berarti sudah ada upaya melestarikan budaya.
Bendesa Adat Kedonganan Dr. Wayan Mertha, S.E., M.Si. mengatakan, bahasa memiliki fungsi luar biasa, tidak terkecuali bahasa Bali. Selama ini, kata Mertha yang juga dosen di Politeknik Pariwisata Bali, banyak sekali bahasa di dunia yang punah karena digunakan dalam kalangan terbatas. Untuk itu, pihaknya berharap bahasa Bali bisa dipraktikkan di semua tingkatan.
Bahkan menurutnya, masyarakat Bali harus berbangga karena Gubernur Bali Wayan Koster sudah mencanangkan, dalam setiap pertemuan internasional dan pembukaan kegiatan konferensi dunia, supaya menggunakan bahasa Bali. “Semoga ini bisa diterapkan,” ujarnya saat ditemui di sela-sela kegiatan Utsawa Dharma Sastra dalam rangka menyambut Bulan Bahasa Bali 2020, dengan tema “Melarapan Bulan Bahasa Bali, Nyujur Atma Kerti” yang dilangsungkan, Minggu (8/3/2020).
Kegiatan yang digelar di Balai Desa Kedonganan ini, menurut Mertha, menindaklanjuti SK Gubernur Bali no. 80 tahun 2018 terkait pelestarian warisan budaya khususnya aksara Bali. Acara ini juga digelar atas keprihatinan terutama kepada generasi muda, terhadap penggunaan bahasa Bali yang masih kurang.
“Kalau ini dibiarkan tanpa adanya upaya untuk meningkatkan, tentu bahasa Bali akan hilang. Karena Bali kekuatan pariwisatanya adalah budaya yang salah satunya adalah bahasa Bali,” katanya.
Ketua Panitia Utsawa Dharma Sastra Made Sukra menyampaikan, Utsawa Dharma Sastra diikuti 90 peserta perwakilan dari 6 banjar di Desa Kedonganan. Adapun lomba yang digelar di antaranya Nyurat aksara Bali oleh anak anak tingkat SD sebanyak 12 orang, membaca lontar tingkat remaja, masatwa Bali oleh Ibu PKK dari masing masing banjar, makidung campuran sebanyak 10 orang oleh sekaa santi dari masing-masing banjar. (praw1)
1 Comment
Very great information can be found on website.Blog monry