Harga Cabai Melonjak, Dikhawatirkan Merembet ke Bahan Pangan Lain

 Harga Cabai Melonjak, Dikhawatirkan Merembet ke Bahan Pangan Lain

*Oleh Analisis Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E.,M.M.

HARGA cabai yang melonjak tajam di awal bulan puasa ini, sekitar Rp 120.000/Kg, tentu menjadi kekhawatiran utama bagi masyarakat. Kenaikan harga yang signifikan ini dikhawatirkan akan merembet ke harga bahan pangan lainnya, mengingat cabai merupakan salah satu komoditas utama dalam konsumsi harian. Kondisi ini menandakan adanya tekanan kuat pada inflasi pangan yang dapat memperburuk kondisi perekonomian yang saat ini masih dalam tahap pemulihan.
Faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga cabai ini adalah ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran. Memasuki bulan Ramadan, permintaan terhadap cabai meningkat drastis seiring dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga dan industri kuliner. Namun, di sisi lain, pasokan cabai mengalami gangguan akibat cuaca ekstrem yang menghambat produksi di sentra-sentra pertanian seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Hujan yang berkepanjangan menyebabkan gagal panen di beberapa wilayah, memperburuk ketersediaan pasokan di pasar. 
Selain faktor cuaca, distribusi yang terganggu akibat naiknya biaya transportasi juga turut memperburuk kondisi. Kenaikan harga bahan bakar dan tarif angkutan menyebabkan biaya logistik melonjak, sehingga harga cabai semakin tidak terkendali. Pedagang di pasar tradisional mengaku kesulitan mendapatkan pasokan dengan harga yang wajar, sementara konsumen terpaksa mengurangi pembelian atau mencari alternatif lain.
Dampak dari kenaikan harga cabai ini tidak hanya dirasakan oleh rumah tangga, tetapi juga industri kuliner yang sangat bergantung pada bahan baku tersebut. Pedagang makanan kecil seperti warung nasi dan penjual gorengan terpaksa menaikkan harga jual atau mengurangi porsi bumbu untuk menekan biaya produksi. Jika kondisi ini terus berlanjut, daya beli masyarakat dapat tergerus, yang pada akhirnya akan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Ancaman inflasi akibat lonjakan harga cabai menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Dalam beberapa tahun terakhir, lonjakan harga pangan sering menjadi pemicu utama kenaikan inflasi, yang pada akhirnya menekan daya beli masyarakat. Jika tidak ada intervensi yang tepat, kenaikan harga ini dapat berlanjut ke komoditas pangan lain, dan bisa menciptakan efek domino yang semakin membebani masyarakat.
Pemerintah perlu segera mengambil langkah strategis untuk menekan laju kenaikan harga cabai dan komoditas pangan lainnya. Stabilisasi pasokan melalui distribusi yang lebih efisien serta insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi harus menjadi prioritas. Jika tidak diantisipasi dengan baik, kenaikan harga ini dapat menjadi ancaman serius bagi stabilitas ekonomi, terutama di tengah kondisi yang masih belum sepenuhnya pulih pascapandemi.

See also  Pengendalian Inflasi, Sekda Dewa Indra Dukung Penguatan Sinergi Bali Nusra

(*Dekan Fak. Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar.)

Made Subrata

Related post