Jaga Warisan Nyepi Segara dengan Semangat Perang Kusamba, ‎Pantai Ditutup Sehari

 Jaga Warisan Nyepi Segara dengan Semangat Perang Kusamba,  ‎Pantai Ditutup Sehari

NGUSABA – Puncak Karya Ngusaba Segara lan Ngusaba Nini di Pura Segara, Desa Adat Kusamba bertepatan dengan Purnama Kalima, Rabu (5/11/2025). Dilanjutkan Nyepi Segara, Kamis (6/11/2025).

KLUNGKUNG – baliprawara.com
‎‎Krama Desa Adat Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung konsisten menjaga tradisi Nyepi Segara serangkaian Karya Ngusaba Segara lan Ngusaba Nini di Pura Segara. Tradisi ini telah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh pemerintah sejak tahun 2024. Hal ini diapresiasi sebagai cermin semangat Perang Kusamba yang harus terus dipupuk, khususnya di kalangan generasi muda.

‎Nyepi Segara dilaksanakan Kamis, 6 November 2025, sehari setelah puncak Karya Ngusaba Segara lan Ngusaba Nini di Pura Segara yang jatuh bertepatan dengan Purnama Kalima, Rabu, 5 November 2025. Saat Nyepi Segara, Pantai Kusamba ditutup untuk umum. Nelayan dan warga lainnya dilarang beraktivitas di pantai selama 12 jam.
‎“Para yowana mesti mengingat peninggalan sejarah, yakni Perang Kusamba pada 24-25 Mei 1849. Semangat Perang Kusamba ini yang harus dijadikan cermin untuk menjaga dan melestarikan tradisi Nyepi Segara yang telah diakui pemerintah sebagai warisan budaya tak benda,” kata anggota DPRD Provinsi Bali dari daerah pemilihan Klungkung, Tjokorda Gde Agung saat menghadiri puncak Karya Ngusaba Segara lan Ngusaba Nini di Pura Segara.

‎Tjok Agung juga mengharapkan agar pemerintah mengawal tradisi Nyepi Segara di Kusamba ini tetap terjaga. Nyepi Segara, kata mantan Wakil Bupati Klungkung itu, merupakan tradisi yang erat kaitannya dengan pelestarian lingkungan, khususnya lingkungan pesisir. Semangat menjaga kelestarian lingkungan kini sedang booming dan mendapat perhatian di mana-mana.

‎Hal senada juga disampaikan anggota DPRD Klungkung dari daerah pemilihan Kecamatan Dawan, I Nyoman Alit Sudiana. Menurutnya, diakuinya Nyepi Segara sebagai warisan budaya tak benda oleh pemerintah menunjukkan bahwa kekayaan intelektual warisan leluhur dalam upaya merawat kelestarian lingkungan harus diteruskan oleh generasi muda. Tradisi Nyepi Segara yang menjadi rangkaian Ngusaba Segara lan Ngusaba Nini di Pura Segara menjadi benteng untuk menjaga budaya sekaligus memperkuat identitas masyarakat Kusamba.
‎“Pemerintah daerah, baik Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten juga perlu memberikan vitamin atau dorongan-dorongan maupun bantuan-bantuan agar tradisi ini tetap bisa dipertahankan,” kata Alit Sudiana.


Ungkapan Syukur

‎Bendesa Adat Kusamba, Anak Agung Gde Swastika menjelaskan upaya pewarisan tradisi Nyepi Segara sebagai bagian dari Karya Ngusaba Segara lan Ngusaba Nini di Pura Segara sudah dilakukan melalui berbagai upaya. Di antaranya, pelibatan yowana dalam kegiatan ngaturang ayah maupun kegiatan lain sehingga terjadi transformasi pengetahuan dan pengalaman budaya di kalangan generasi muda.
‎“Memang ini menjadi pekerjaan rumah bagi krama Desa Adat Kusamba, khususnya para yowana, untuk memastikan tradisi ini tetap terjaga sampai kapan pun,” kata Raka Swastika.

‎Menurut Raka Swastika, upacara Ngusaba Segara lan Ngusaba Nini merupakan wujud ungkapan rasa syukur dan penghormatan kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam manifestasi Ida Batara Baruna sebagai penguasa lautan dan Ida Batari Sri sebagai penguasa pertanian yang telah melimpahkan anugerah kesejahteraan dan kebahagiaan kepada krama Desa Adat Kusamba. Hal itu ditandai dengan sarana upakara yang digunakan yang merepresentasikan hasil panen, baik segala hasil bumi maupun hasil laut. Salah satu sarana upakara yang khas dalam upacara Ngusaba Segara, yakni Jero Gede, yang berupa buah nangka ukuran besar diselimuti kain hitam. Yang menarik, hasil laut disimbolisasikan sebagai sanganan (jajan) berbentuk berbagai jenis ikan.

Pantai Kusamba Ditutup 12 Jam

‎Sebagaimana lazimnya dalam kepercayaan masyarakat Hindu Bali, ngusaba sebagai ritus ungkapan syukur dan terima kasih atas karunia panen yang melimpah. Karena itu, ngusaba biasanya digelar saat musim panen. Bagi masyarakat Kusamba, Purnama Kalima merupakan masa-masa musim panen.
‎Rangkaian Karya Ngusaba Segara lan Ngusaba Nini di Pura Segara Desa Adat Kusamba sudah dimulai sejak 20 Oktober 2025, ditandai dengan kegiatan molongin sunari. Puncak karya dilaksanakan bertepatan dengan Purnama kalima, Rabu, 5 November 2025. Selama empat hari berturut-turut sejak puncak karya dilaksanakan tradisi mapeed dari Pura Puseh menuju Pura Segara sejauh kurang lehih 1,5 km.

‎Menurut Ketua Panitia Karya, I Nengah Sumarnaya, Ida Bhatara nyejer selama 11 hari hingga Minggu, 16 November 2025.
‎Terkait pelaksanaan Nyepi Segara, Sumarnaya menjelaskan, penutupan Pantai Kusamba dilakukan selama 12 jam, mulai pukul 06.00 pagi hingga pukul 18.00 sore pada Kamis 6 November 2025. Pihaknya sudah menyampaikan permakluman ke berbagai pihak terkait agar tidak beraktivitas di sepanjang pantai dan perairan Kusamba selama pelaksanaan Nyepi Segara.
‎Karya Ngusaba Segara lan Ngusaba Nini di Pura Segara Desa Adat Kusamba di-puput oleh Ida Pedanda Gde Oka Keniten dari Griya Anyar Kusamba. (MBP2)

See also  Coca-Cola Serahkan Bantuan Komputer Untuk Panti Asuhan di Mengwi

Redaksi

Related post