Kumuh, Tempat Penimbunan Sampah di Perbatasan Legian-Denpasar Dikawatirkan Ganggu Citra Patiwisata

 Kumuh, Tempat Penimbunan Sampah di Perbatasan Legian-Denpasar Dikawatirkan Ganggu Citra Patiwisata

Mangupura – baliprawara.com
Sempat terbakar dua kali, lahan tempat menimbun sampah dan puing bangunan dikawatirkan kembali terbakat. Pasalnya, setiap malam hari, warga sekitar selalu mengeluh karena terganggu asap pembakaran.

Meski sudah beberapa kali terbakar, pihak kelurahan Legian, tidak bisa berbuat banyak. Karena lokasi lahan berada di wilayah Denpasar yang berbatasan dengan wilayah Kelurahan Legian. Meski berada di wilayah Denpasar, namun kondisi timbunan puing bongkaran bangunan dan juga bekas pemilahan sampah, terlihat kumuh dan sangat mengganggu pemandangan dari jalan Sunset Road Legian. Hal ini dikawatirkan dapat mengganggu citra pariwisata.

 

“Selain menimbulkan bau kurang sedap, lokasi lahan tersebut, juga sudah beberapa kali mengalami kebakaran akibat aktifitas pembakaran sampah,” kata Lurah Legian, Made Madia Surya Natha saat mendatangi lokasi tersebut, Senin (6/1/2020).

See also  Alat Peringatan Dini Longsor di Bangli, BNPB Temukan Beberapa Peralatan Tak Berfungsi 

Bersama dengan Kepala Lingkungan Legian Kaja, I Wayan Riasa SE., Suka Duka Banjar Legian Kaja, I Made Sada SH., dan petugas Linmas, pihaknya mengecek langsung aktifitas yang ada disana. Dari pengecekan, diketahui lahan tersebut disewa oleh warga asal Probolinggo atasnama Kawi. Menurut Madia, Kawi mengontrak lahan dari seorang warga bernama Mangku Ketut seluas 4 are dari total lahan seluas 53 are. Lahan yang disewa ini kata dia, dimanfaatkan untuk tempat pemilahan sampah dan sisanya disewakan sebagai tempat kos.

Meski Kawi menyewa seluas 4 are, namun lahan basah yang selalu tergenang air ini, kini terus ditimbun bongkaran bangunan. Tidak hanya itu, disana juga banyak terlihat sampah. Sehingga kondisi ini membuat pemandangan kurang sedap. “Disana ada sebanyak 15 unit kamar kos yang disewakan. Kami sudah mendatangi lokasi tersebut, kami akan panggil pemilik lahan dan juga penyewa untuk datang ke kantor Lurah memberi klarifikasi,” katanya.

 

Dikatakan Madia, disana saat ini puing bekas banguna sudah cukup banyak, dan permasalahan ini sudah berlarut-larut. Tentunya dengan pemandangan dan juga smapah yang ada, ini kata dia sangat keras imbasnya ke wilayah Legian, Seminyak dan bahkan bagi pariwisata. “Disamping pemandangan yang tidak enak, gangguan bau, polusi, juga ada potensi gangguan Kamtibmas,” ujarnya.

Ditemui di lokasi, Kawi mengaku sudah mengontrak lahan seluas 4 are sejak 5 tahun lalu dari pemilik atas nama Mangku Ketut. Disana kata dia, ada sebanyak tiga truk setiap hari membawakan sampah dari Hotel. Sampah tersebut kemudia dipilah agar bisa dijual. Terkait keluhan warga terhadap aktifitas bakar sampah, dirinya berjanji tidak akan melakukan pembakaran sampah lagi. (praw)

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *