Lakukan Pembatasan dan Terapkan Prokes Ketat, Pujawali Pura Uluwatu Berlangsung Sehari

 Lakukan Pembatasan dan Terapkan Prokes Ketat, Pujawali Pura Uluwatu Berlangsung Sehari

DENPASAR – baliprawara.com

Meski dilaksanakan secara ngubeng alias tidak melibatkan banyak krama/umat atau terbatas, Puncak pujawali di Pura Luhur Uluwatu yang bertepatan dengan hari Anggara Kasih Medangsia, Selasa (6/10), tetap dilaksanakan mengikuti prosesi biasanya. Yang membedakan pujawali kali ini yakni, dilaksanakan hanya sehari dan dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat.

Dari pantauan di lokasi, prosesi puncak pujawali berjalan kidmat, serta persembahyangan dilaksanakan dengan tetap menerapkan Physical Distancing. Sejak pagi hari, secara silih berganti, umat dari luar Desa Pecatu datang melakukan persembahyangan, dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. 

Ditemui disela upacara, Kelian Desa Adat Pecatu  I Made Sumerta mewakili krama Desa Adat Pecatu selaku pengemong Pura Luhur Uluwatu mengungkapkan, untuk prosesi puncak Pujawali hanya berlangsung satu hari yang langsung disineb pada sore hari pukul 15.00 wita. Di tengah pandemi Covid-19, puncak piodalan serta rangkaian eed piodalan dilangsungkan sesuai protokol kesehatan.

Dijelaskannya, rangkaian Pujawali dilaksanakan mulai dari pura Parerepan sejak pukul 06.00 wita. Dari pura Parerepan, Ida Batara keiring menuju Pura Luhur Uluwatu. Yang menarik, prosesi mendak Ida Batara ini, dilaksanakan menggunakan kendaraan dan dengan penumpang yang dibatasi. Diakuinya, ini merupakan yang pertama kali dilakukan Pujawali dengan pembatasan, mengingat saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19. “Untuk pujawali saat kondisi sebelum pandemi, biasanya saat ngiring Ida Batara, umat berjalan kurang lebih 5 km. Namun saat ini, untuk mendak Ida Batara, dilakukan menggunakan kendaraan dengan jumlah penumpang yang terbatas,” kata Sumerta yang juga Ketua Komisi IV DPRD Badung ini.

See also  Bentuk Konsorsium Pascasarjana Magister Ilmu Pertanian di Indonesia, PPs. Unwar Bekerja Sama denga Pascasarjana Univ. Tadulako

Pangelingsir  Puri Agung Jrokuta selaku Pengempon Pura Uluwatu, A.A. Ngurah Jaka Pratidnya alias Turah Joko mengatakan, hal ini baru kali pertama diberlakukan piodalan sehari karena keadaan pandemi Covid-19, sedangkan biasanya Ida bhatara nyejer hingga tiga hari. Untuk itu dia mohon kesadaran umat Hindu memaklumi kondisi saat ini. Piodalan pun hanya disanggra oleh pengemong dan pengempon dengan jumlah terbatas. Ini kata dia, semua demi keamanan dan kenyamanan umat.

Pihaknya menyampaikan, karena situasi dalam keadaan pandemi Covid-19 ini, umat diminta ngrastiti bhakti dari merajan masing-masing. Langkah  ini kata dia, dilakukan sesuai dengan  hasil keputusan pada  paruman komponen desa adat Pecatu dengan Pengempon Puri Agung Jrokuta, Minggu (27 /9) lalu. 

Dengan adanya pembatasan ini, pihaknya menegaskan kalau dalam pujawali ini, tak ada keinginan melarang umat untuk melakukan persembahyangan. Hal ini kata dia, perlu diluruskan agar tak terkesan ada larangan bagi umat di luar Pecatu tangkil ke Pura Uluwatu. Pihaknya mempersilahkan krama untuk melaksanakan persembahyangan, asalkan jangan sampai berkerumun dan wajib untuk menerapkan protokol kesehatan. “Kami tidak ada melarang untuk melakukan persembahyangan ke Pura Uluwatu, namun lebih baik ngayat bhakti dari rumah masing-masing,” harapnya. (MBP1)

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *