Lomba Ogoh-ogoh Desa Adat Kuta, Ratusan Wisatawan Dilibatkan Sebagai Juri
MANGUPURA – baliprawara.com
Setelah sempat tidak digelar akibat Pandemi Covid-19, saat hari Pengerupukan atau sehari sebelum hari raya Nyepi Saka 1945, Selasa 21 Maret 2023, Desa Adat Kuta kembali menggelar lomba Ogoh-ogoh. Menariknya, dalam lomba yang diikuti seluruh sekaa teruna dari 13 banjar ini, penilaiannya akan dilakukan oleh wisatawan dengan sistem polling.
Menurut Bendesa Adat Kuta, Wayan Wasista, lomba ogoh-ogoh ini akan digelar setelah pelaksanaan upacara tawur agung kesanga ini, akan dibuka sekitar pukul 19.00 wita. Nantinya para peserta lomba yakni 13 Sekaa Teruna akan membawa ogoh-ogoh ke bemo corner di Jalan Legian. Kemudian ogoh-ogoh ini pun akan diarak dalam pawai.
Menurutnya dalam lomba ini akan dilakukan penilaian oleh wisatawan dengan sistem polling. Penilaian ini dilakukan oleh masing-masing lima orang wisatawan yang menginap di setiap hotel. Sehingga ia memperkirakan akan ada 250 orang penilai.
“Tahun ini sistem polling wisatawan, mereka kita undang untuk menilai ogoh-ogoh terbaik bagi mereka. Tidak ada intervensi dari siapapun, silahkan anda memilih yang anda suka. Nanti sistemnya mereka menilai dan dimasukkan dalam satu wadah,” ungkap Wasista, Senin 20 Maret 2023
Penilaian dari wisatawan ini kata dia, dilakukan lantaran saat ini dana pelaksanaan lomba masih minim. Terlebih harus menyewa dewan juri yang akan memerlukan biaya tambahan.
Namun wasista memastikan, seluruh Sekaa Teruna telah menyetujui sistem penilaian yang telah ditentukan. “Sekarang biayanya minim, kalau kita hanya mendatangkan wisatawan kan tidak perlu mengeluarkan biaya lagi. Kita sudah sampaikan kepada Yowana,” bebernya.
Untuk nomor urut ogoh-ogoh sudah ditentukan. Nantinya ada sebanyak 26 ogoh-ogoh dari para yowana di masing-masing banjar, dan juga diiringi ogoh-ogoh anak-anak Dalam pelaksanaan lomba ini, Wasista menjelaskan, juga akan dilakukan pengarakan ogoh-ogoh. Jalur yang dilewati dari Jalan Legian bergerak ke arah timur menuju Jalan Pantai Kuta, kemudian melalui Jalan Bakung Sari. Terakhir ogoh-ogoh akan dipajang di pantai Kuta sebelum dibakar.
“Start pertama ogoh-ogoh akan berjalan ke timur menuju Pura Desa, kemudian berbelok ke selatan di depan pasar, sampai di depan SD 1 Kuta akan ke barat. Rencananya ogoh-ogoh akan dipajang di pantai. Sebelum pasar majelangu selesai nanti kita bakar,” jelasnya.
Rencana penempatan ogoh-ogoh di pinggir pantai Kuta, lanjut Wasista, sebagai salah satu cara menarik wisatawan. Terutama pada hari ngembak geni akan dilaksanakan pasar majelangu yang juga berlokasi di pantai Kuta. “Jadi wisatawan nanti bisa melihat ogoh-ogoh dan akan berkunjung ke pantai. Kemudian melihat (wajah) pantainya baru, kemudian melihat kuliner karena kita membuka pasar majelangu,” imbuhnya. (MBP)