Mahasiswa FH Unud gelar Seminar “Sempadan Pantai Teras Pariwisata Sanur”, Rangkaian MBKM Bina Desa Adat Intaran

 Mahasiswa FH Unud gelar Seminar “Sempadan Pantai Teras Pariwisata Sanur”, Rangkaian MBKM Bina Desa Adat Intaran

Seminar peduli lingkungan dengan tema “Sempadan Pantai Teras Pariwisata Sanur”, yang digelar Mahasiswa FH Unud, Jumat 14 Juni 2024. (ist)

DENPASAR – baliprawara.com

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Udayana (FH Unud), menggelar kegiatan seminar peduli lingkungan dengan tema “Sempadan Pantai Teras Pariwisata Sanur”, Jumat 14 Juni 2024, di Sanur, Denpasar. Seminar ini digelar dalam rangka pelaksanaan kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Bina Desa Adat Intaran Universitas Udayana 2024.

Menurut ketua panitia, Dewa Ayu Made Aishwarya Sinta Prameswari Winaya, Kegiatan seminar ini digelar sebagai wadah untuk bertukar pengetahuan dan berdiskusi bersama, dalam menemukan solusi terhadap permasalahan lingkungan dan kendala yang terjadi di Sanur.

“Seminar merupakan salah satu wadah yang bisa kami berikan sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Udayana, dalam hal bertukar informasi, pengetahuan, dan pengalaman, serta untuk mendiskusikan isu-isu terkini khususnya dalam bidang Lingkungan,” katanya, melalui keterangan tertulisnya, Senin 17 Juni 2024.

Lebih lanjut dikatakan, seminar ini menyasar sektor pariwisata di Sanur, khususnya masyarakat dan pelaku usaha yang berkegiatan di Sanur, sebagai pihak yang memiliki peran aktif menjaga kelestarian lingkungan Sanur.

Kegiatan ini dihadiri kurang lebih 80 peserta mulai dari stakeholders di Desa Adat Intaran, Kelurahan Sanur, Desa Sanur Kauh, lalu juga dari teman-teman mahasiswa, beberapa pelaku usaha baik UMKM maupun perusahaan di kawasan Sanur, serta juga beberapa kelompok masyarakat Sanur yang menunjukkan minat dan antusiasme yang tinggi terhadap topik lingkungan yang dibahas.

Pada seminar kali ini, materi yang disampaikan yakni terkait pengelolaan wilayah sempadan pantai, khususnya di wilayah Sanur. Hal itu berdasarkan dari berbagai perspektif, seperti dalam perspektif coastal engineering dengan pembicara yaitu Prof. Dr. Eng. Ir. Ni Nyoman Pujianiki, ST. MT.MEng. IPM. ASEAN Eng.

Selain itu kata dia, dari  perspektif hukum dengan pembicara yakni Dr. Made Gde Subha Karma Resen, SH., M.Kn sekaligus sebagai pembimbing Mahasiswa Bina Desa, serta Komang Sudiarta selaku Founder Malu Dong Community, dengan materi tentang permasalahan dan kendala berdasarkan pengalaman di lapangan.

Selama pelaksanaan program MBKM Bina Desa Adat Intaran, ada sejumlah kegiatan yang digelar. Mulai dari survey dengan turun langsung kelapangan, untuk melihat situasi dan kondisi yang terjadi di masyarakat. Melalui survey ini, sekaligus dilakukan sosialisasi.

Kemudian, kegiatan lain yang dilakukan seperti pemantauan secara langsung ekosistem biota laut di Pantai Sanur berkolaborasi dengan RipCurl School of Surf Sanur. Selain itu, melihat secara langsung pengelolaan sampah di TPS3R Sekar Tanjung, pendaftaran hak atas kekayaan intelektual khususnya hak cipta terkait video pengelolaan sampah di pantai Sanur dan hidden gems kuliner Sanur.

Smentara itu, untuk edukasi, juga dilakukan kegiatan mengajar di SDN 8 Sanur, terkait sosialisasi anti bullying dan pengelolaan sampah, hingga seminar peduli lingkungan ini. “Saat ini juga kami sedang menyusun Manual Book terkait pembangunan di Pantai Sanur,” terangnya.

Melalui seminar ini, pihaknya berharap ada output yang dicapai dalam hal peningkatan kesadaran masyarakat, khususnya masyarakat Sanur ataupun wisatawan yang ada. Terutama mengenai kepedulian permasalahan sampah dan aturan pengelolaan pembangunan di sempadan pantai Sanur itu sendiri.

“Tidak hanya itu, seminar ini kami sediakan sebagai kesempatan untuk menyampaikan sebuah gagasan suatu hal kepada peserta sehingga peserta yang hadir dapat memperoleh ilmu baru. Dengan begitu kita dapat menemukan pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan sampah serta aturan pembangunan di sempadan Pantai Sanur ini,” harapnya. (MBP)

See also  Walikota Rai Mantra, Suport Lomba Layangan Virtual Sebagai Adaptasi Kebiasaan Baru

 

redaksi

Related post