Marine Safari Bali Gelar Talkshow ‘Exploring Coral Reefs’, Upaya Edukasi Pelestarian Ekosistem Laut
Talkshow “Exploring Coral Reefs: Dive into the Colourful World of Underwater”, Jumat, 14 Maret 2025 di Marine Safari Bali.
GIANYAR – baliprawara.com
Terumbu karang, sangat penting untuk terus dijaga keberadaanya. Hal itu karena, terumbu karang ini menjadi tempat tinggal bagi jutaan akhlak hidup. Selain untuk ketersediaan makanan, terumbu karang juga bisa menjadi tempat berlindung dari predator.
Terumbu karang juga sangat penting bagi manusia, karena bisa mendukung usaha perikanan dan.pariwisata serta melindungi dari gelombang. Namun keberadaan terumbu karang rentan terhadap praktek penangkapan yang merusak, pembangunan pesisir yang tidak terencana dengan baik, sampah plastik, pariwisata yang tidak terencana dan juga perubahan iklim.
Apabila keberadaan terumbu karang ini tidak dilindungi dengan baik, dikhawatirkan seluruh terumbu karang yang berada di kawasan coral triangle (segitiga terumbu karang) yakni meliputi wilayah Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste, akan hancur pada tahun 2050.
Sebagai upaya untuk mengedukasi pelestarian ekosistem laut, Marine Safari Bali menggelar talkshow eksklusif bertajuk “Exploring Coral Reefs: Dive into the Colourful World of Underwater”, Jumat, 14 Maret 2025 di Marine Safari Bali, Gianyar. Talkshow ini menghadirkan para pakar, peneliti, dan pendidik terkemuka dalam bidang konservasi laut, untuk memberikan wawasan edukatif yang mendalam mengenai praktik kelautan berkelanjutan serta upaya pelestarian ekosistem laut.
Salah seorang pembicara, Herni Frilia Hastutie, Education and Outreach Coordinator dari Coral Triangle Center, untuk menjaga keanekaragaman hayati di Segitiga Terumbu Karang, edukasi kelautan menjadi penting untuk terus disebarluaskan. “Pentingnya edukasi kelautan serta bagaimana kesadaran publik berperan krusial dalam menjaga keanekaragaman hayati di Segitiga Terumbu Karang,” katanya.
Sementara itu, Pariama Hutasoit, Chairwoman dari Bali Blue Harmony – Yayasan Biodiversitas Pesisir dan Laut, mengatakan, peran komunitas lokal dalam upaya konservasi terumbu karang, serta bagaimana kolaborasi berbagai pihak dapat memulihkan ekosistem laut Bali yang rentan.
Ryannyka Dwi Astuti, Research and Education Manager dari Yayasan LINI, menjelaskan mengenai manajemen perikanan berkelanjutan serta pendekatan ilmiah dalam rehabilitasi terumbu karang. Kenneth Kwang, Senior Curator Marine Safari Bali, yang mengulas peran akuarium publik dalam konservasi laut serta bagaimana Marine Safari Bali menjembatani edukasi dan pelestarian ekosistem laut.
Acara ditutup dengan sesi berbagi dari Samuel Liu, Operations Manager Marine Safari Bali yang membahas hubungan antara pariwisata dan konservasi, serta menegaskan komitmen Marine Safari Bali terhadap praktik pariwisata yang bertanggung jawab.
“Di Marine Safari Bali, kami berkomitmen untuk memperkuat hubungan antara manusia dengan keindahan dan keanekaragaman bawah laut melalui inisiatif edukasi yang imersif,” ujar Laetitia Delvart, General Manager Taman Safari Bali.
“Belajar harus menjadi pengalaman yang menyenangkan. Talkshow ini adalah bagian dari komitmen kami untuk mengeksplorasi, menginspirasi, dan melestarikan.” ucapnya.

Marine Safari Bali menawarkan pengalaman unik melalui berbagai habitat air yang mencerminkan ekosistem laut dan air tawar utama. Dari Rainforest Zone, Lake Zone, dan River Zone, hingga Coastal Zone dan Ocean Zone, yang menampilkan lebih dari 10.000 ikan dari 300 spesies, mamalia laut, serta pameran terkurasi yang mengesankan.
Pengalaman ini diperkaya dengan pertunjukan teater bawah air Varuna, yang menjadi daya tarik utama Marine Safari Bali. Semua ini menjadikan Marine Safari Bali sebagai destinasi edukasi kelautan yang unik sekaligus tempat pelestarian yang berkelanjutan. (MBP)