Masyarakat Bali Mulai Gerah, Rencana Pembukaan Border Internasional Selalu Batal

DENPASAR – baliprawara.com

Dengan kondisi ekonomi Bali yang semakin terpuruk, masyarakat pariwisata Bali, saat ini sudah mulai gerah. Pasalnya, selama ini, banyak informasi terkait adanya rencana pembukaan border internasional Namun dalam perjalanannya, hal itu selalu batal. Bahkan, rencana-rencana ini sudah beberapa kali dialami Bali yang kini sudah sangat minus dari segi ekonomi.

Menurut I GAN Rai Surya Wijaya selaku Kelompok Ahli bidang pembangunan Pariwisata Bali, kondisi itu beberapa kali dialami Bali. Pertama kata dia, pada bulan September 2020, rencananya akan dibuka border Internasional, bahkan saat itu timeline-nya sudah sangat bagus. Namun sebelum jadi dibuka, tiba-tiba Covid meningkat. 

 

Kemudian lanjut dia, pada bulan Desember 2020, kondisi sama kembali terjadi. Tiba-tiba saat itu kasus Covid kembali meningkat. Padahal kata dia, masyarakat Bali sangat taat terhadap penerapan protokol kesehatan (Prokes).

“Kok setiap kita berencana membuka border pariwisata internasional, selalu covid-nya naik. padahal kita lihat masyarakat bali sudah sangat patuh. Lebih dari 90 persen masyarakat taat prokes,” kata Rai saat ditemui usai FGD yang digelar Dinas Pariwisata Bali bersama Kelompok Ahli (Pokli) Gubernur Bali, Asosiasi di Bali serta instansi terkait dan dari airlines yang membahas rencana reopening international border, Kamis (1/7/2021) di kantor Dinas Pariwisata Bali.

 

Dalam FGD ini lanjut dia, ada sejumlah usulan yang mencuat. Pertama usulan-usulan agar segera dibukanya Bandara Ngurah Rai untuk penerbangan internasional. Pihaknya berharap agar bisa disamakan seperti empat bandara lain di Indonesia, seperti bandara Soekarno hatta, Surabaya, Menado dan Medan. Pasalnya, selama ini banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Bali, namun melalui Bandara Soekarno Hatta.

See also  Pembangunan Dimulai, Pelabuhan Sampalan dan Bias Munjul Bermotif Ukiran Kuno Khas Nusa Penida

“Kenapa bali tidak. Itu yang dipertanyakan. Karena disayangkan selama ini banyak wisatawan yang berencana ke Bali malah turunnya melalui Jakarta.  Kenapa Bali tidak Padahal Banyak yang ingin ke Bali,” katanya. 

Usulan kedua yakni, mendukung Gubernur Bali agar sesuai dengan timeline nya pada akhir bulan Juli ini, agar international border dibuka. Ini kata dia bisa dimulai dari beberapa negara  yang memang siap. 

 

Terakhir keinginan dari  pariwisata  mengenai perbedaan transportasi udara harus pakai swab PCR dengan transportasi laut yang menggunakan swab antigen, ini kelihatan ada diskriminasi. 

Kalau bisa, para industri pariwisata menginginkan agar disamakan dengan Swab Antigen. Pihaknya berharap kalau bisa boleh menggunakan swab antigen namun dengan barcode, sehingga menyulitkan untuk memalsukan. Mengingat, saat ini begitu ada aturan tersebut, kunjungan wisatawan domestik (wisdom) langsung anjlok. 

“Yang sebelumnya rata-rata sebanyak 7000-9000 per hari, kini menjadi 3000 orang per hari. Artinya ada sebanyak 50 persen market domestik yang hilang,” ucapnya. (MBP)

 

redaksi

Related post