Nelayan Kedonganan Panen Melimpah, Kondisi Peningkatan Arus Laut Picu Banyak Ikan Menepi
Nelayan Kedonganan, mengumpulkan ikan hasil tangkapan.
MANGUPURA – baliprawara.com
Di beberapa pantai, seperti pantai Jimbaran dan pantai Kuta, banyak ikan kecil menepi beberapa hari terakhir, Bahkan, para nelayan di Pantai Kedonganan juga mendapat tangkapan ikan yang melimpah, Selasa 7 Januari 2025.
Fenomena ikan menepi hingga terdampar di pantai beberapa hari terakhir, ternyata disebabkan oleh banyak faktor. Berdasar informasi dari BBMKG Wilayah III Badung, hal itu bisa disebabkan oleh faktor kesuburan perairan, angin, dan arus laut.
Kepala BBMKG Wilayah III Badung, Cahyo Nugroho, mengatakan, hal ini tidak ada kaitannya dengan aktivitas vulkanik maupun gempa di bawah laut. Namun kecepatan angin pada musim penghujan ini, menyebabkan kecepatan arus laut juga ikut meningkat. “Peningkatan pada arus laut ini, mengakibatkan terdorongnya ikan-ikan mengikuti arus hingga terdampar di pesisir pantai,” katanya.
Terkait hal itu, masyarakat diimbau untuk tidak panik. Karena rentetan dari fenomena tersebut, bisa terjadi pada ikan-ikan yang lebih besar, seperti paus ataupun lumba-lumba. Hal tersebut dikarenakan oleh terdapatnya kemungkinan bahwa dorongan angin yang membawa ikan-ikan kecil menarik perhatian ikan yang lebih besar untuk mencari makanan sesuai dengan rantai makanannya.
Sementara, saat ini dalam 3 hari dari 7-9 Januari 2025, cuaca secara umum berawan hingga hujan dengan intensitas ringan di sebagian besar wilayah Bali. Untuk suhu udara berkisar antara 19 – 30 °C, dengan kelembaban udara berkisar antara 70 – 90 %.
Angin umumnya bertiup dari arah Barat – Barat Laut dengan kecepatan berkisar antara 4 – 28 Km/Jam. Tinggi gelombang laut di Perairan Utara Bali berkisar antara 0.25 – 0.75 meter, di Perairan Selatan Bali berkisar antara 0.5 – 1.25 meter, di Selat Bali berkisar antara 0.5 – 1.25 meter dan di Selat Lombok berkisar antara 0.5 – 1.25 meter.
“Kondisi ini disebabkan oleh Indeks ENSO bernilai -0.83 mengindikasikan adanya pengaruh peningkatan pola konvektif di Indonesia timur. Selain itu, wilayah Bali sudah memasuki musim hujan,” kata Cahyo dalam keterangan tertulisnya, Selasa 7 Januari 2025.
Terkait kondisi cuaca ini, masyarakat diimbau agar tetap waspada dampak cuaca ekstrem seperti genangan air, banjir, tanah longsor dan pohon tumbang. Sementara untuk masyarakat umum, Nelayan dan Pelaku Kegiatan Wisata Bahari mewaspadai potensi peningkatan kecepatan angin serta tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter di perairan selatan Bali. (MBP)