Pameran Lukisan Rosita Membawa Spirit Budaya Bali di Strasburg

Perancis (Bali Prawara)-
Perupa Bali yang telah lama bermukim di Strasburg Perancis, Ni Nyoman Rosita Ujianti menghelat pameran tunggalnya di Hotel and Spa Bintang Lima Regen Petite France Strasburg belum lama ini. Melalui pameran ini, pihaknya berupaya memperkenalkan budaya Indonesia melalui seni lukis.
Pameran lukisan yang didukung penuh KBRI Perancis ini sekaligus menjadi ajang dialog penting dua budaya besar antara Indonesia dan Perancis. Seperti diketahui KBRI Perancis dengan program-programnya sangat aktif memperkenalkan budaya Indonesia melalui berbagai kegiatan.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI untuk Perancis Prof. Warsito mengatakan untuk memahami budaya Indonesia secara khusus atau mengenal Indonesia secara umum, idealnya memang harus berkunjung ke Indonesia. Namun, ada cara lain yang bisa dilakukan untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat perancis melalui seni budaya, salah satunya melalui sebentuk pameran lukisan.
Lebih lanjut menurut Prof. Warsito, Rosita melalui karya-karya yang dipamerkan menghadirkan spirit budaya Indonesia, khususnya Bali. Pertemuan spirit dari dua budaya yang terlihat harmoni dalam ekspresi visual karya-karya Rosita adalah jembatan memahami kekayaan budaya antara Indonesia dan Perancis.
Sebanyak 23 karya lukis Rosita yang dipamerkan selama tiga bulan dari tanggal 9 September sampai 9 Desember 2019 bermedia kopi, akrilik, dan cat minyak di atas kanvas. Karya Rosita memang tergolong unik, karena keseluruhan karyanya diselesaikan dengan teknik finger painting atau melukis dengan menggunakan jari jemarinya.
Berangkat dari spirit budaya luhur Bali yang melandasi pemikiran dan gagasannya, Rosita kemudian berdialog dengan budaya Perancis sebagai laku dimana separuh hidupnya ditambatkan di Perancis. Pertemuan spirit dua budaya itu bisa terlihat pada karya-karyanya seperti esprit de la nature (spirit alam), Jardin sauvage (kebun liar), Les Fleur (musim berbunga), me’moire de printemps (kenangan musim semi), La nature et moi (Saya dan alam), dan harmoni de la nature (alam harmoni).
Rosita juga mengusung karya yang berbicara tentang spirit dirinya sebagai orang Bali yakni pada karya Bayu Pinaruh, dimana ia ingin berbicara pada publik Perancis tentang penyucian diri dengan ilmu pengetahuan. Termasuk juga pada karya Visible & invisible yang berbicara tentang sekala dan niskala serta Taksu yang digambarkan seorang penari Bali sedang menari.
Pada karya yang lain, Rosita mengangkat kejadian Gunung Agung yang meletus tahun 2017. Meletusnya Gunung Agung menjadi catatan penting baginya yang selanjutnya melahirkan karya dalam seri “eruption”. Bagi Rosita Gunung Agung adalah tempat sekaligus simbol spiritual tinggi bagi masyarakat Bali dan juga merupakan tempat dimana Dewa dan Dewi berada. Melalui seri karya “eruption” ia mencoba meletakkan penyadaran betapa pentingnya penghormatan terhadap alam serta semangat menyama braya atau gotong royong saling menolong terhadap saudara yang tertimpa musibah. Pada seri karya ini pula Rosita sekaligus menghubungkan dengan kondisi bangsa, dimana saat itu memang sedang penuh gejolak dan panas.
Dalam memaknai pameran tunggal Rosita, terlihat pada upacara pembukaan dihadirkan pula tarian Puspanjali dari KBRI Perancis, berikut pula Pendet dan Saman dari PPI Perancis di Strasbourg.
Yudha Bantono dalam pengantar pameran tunggal Rosita mengatakan keseluruhan karya Rosita dan proses kreatif yang menyertainya menjadi narasi yang dapat menggugah kesadaran akan realitas dialog dua bangsa melalui spirit budaya. Rosita telah memperlihatkan bagaimana seorang perupa memberi respon spirit budaya Indonesia dan Perancis yang harmoni itu melalui karya lukis.