Pameran Tunggal Putu Adi Suweca di Maya Sanur Resort, Keberuntungan Shio 2025

 Pameran Tunggal Putu Adi Suweca di Maya Sanur Resort, Keberuntungan Shio 2025

Putu Adi Suweca

DENPASAR, baliprawara.com

Selalu menarik ketika para perupa menyuguhkan karyanya dengan berbagai ide atau gagasan dalam sebuah pameran senirupa. Demikian juga pelukis Putu Adi Suweca yang lebih akrab disapa Cyx Daeng. Pelukis asal Banjar Bangah, Baturiti, Tabanan ini menampilkan karakter 12 shio ke dalam 25 karya dalam pameran tunggal perdananya di Gallery Maya Sanur Resort & Spa, Sanur Bali, 20 Februari hingga 15 Maret 2025. Pameran yang bertajuk “Keberuntungan Shio 2025” ini dibuka Agus Maha Usadha, selaku Ketua DPW Nawa Cita Pariwisata Indonesia Bali (DPW NCPI Bali) sekaligus Wakil Ketua Umum KADIN Bali.
Putu Adi Suweca sangat tertarik mengeksplor karakter keduabelas shio yang ada dalam ilmu astrologi China ke dalam bidang-bidang kanvasnya. “Karakter masing-masing shio tersebut menarik dijadikan objek utama dalam karya yang saya pamerkan, karena sangat selaras dengan alam lingkungan itu sendiri. Karya-karya ini tercipta juga terinspirasi dari alam lingkungan itu sendiri. Saya senang bepergian atau adventure ke gunung, hutan, sungai, danau, sawah, hingga pesisir pantai. Alam beserta kekayaan hewannya sangat menginspirasi dalam kekaryaan saya,” ujar Cyx Daeng, salah satu anggota Komunitas Maharupa Batukaru ini.
Baginya, referensi shio ini masih bisa dilihat di alam lingkungan sekitar, terkecuali mistizcal zoan naga. Demikian juga zoan macan yang sudah punah di hutan Bali. Tetapi referensi tentang hewan ini visualnya masih tetap lestari dalam bentuk Barong Macan dan pretima Naga di Pura dan ornamen arsitektur Bali. Akulturasi budaya Bali dan Tionghoa di Pulau Dewata juga sangat menginspirasi kekaryaannya saat ini, sehingga lahir karya-karya seperti yang dipamerkan di Maya Sanur Resort ini.

Sementara itu kurator Made Susanta Dwitanaya dalam tulisan pengantar apresiasi pameran tunggal Putu Adi Suweca, menyebutkan, lukisan-lukisan mutakhir Cyx Daeng menampilkan capaian artistik sebagai akumulasi dari eksplorasi visual yang dilakukan sejak tiga tahun terakhir. 
Sejak tahun 2022 Cyx Daeng mengeksplorasi lukisan dengan spirit dan gagasan untuk melihat kembali visual-visual dalam tradisi lukisan Bali. Aspek-aspek dekoratif, ornamentik, stilistik figur hingga teknik pewarnaan merupakan elemen-elemen visual yang digali dari tradisi lukisan Bali untuk dikembangkan lebih jauh dalam proses pencarianya pada bahasa rupa yang mempribadi. Kecenderungan Cyx Daeng untuk melihat kembali akar tradisi visual Bali untuk dikembangkan sebagai bahasa visual yang mempribadi, jika dilihat  dalam konteks yang lebih luas merupakan kesadaran yang juga terjadi pada beberapa perupa Bali hari ini, hingga menjadi catatan tersendiri yang menjadi penanda perkembangan seni rupa kontemporer Bali. 
Sedangkan secara tematik, karya-karya Cyx Daeng banyak menggali objek-objek yang terkait dengan alam. Pepohonan, binatang, landskap alam terkomposisi pada bidang kanvasnya dalam stilistik yang khas. Membentuk karakter visual yang kini terus dieksplorasi, menjadi bahasa visual yang bergerak yang menjadi penanda karya-karya mutakhir Cyx Daeng dalam berkarya. Dari subject matter alam yang menjadi basis kreatif dan titik berangkatnya dalam berkarya seni lukis, ia bergerak menggali berbagai hal sebagai gagasan tematik karyanya, salah satunya adalah pergerakan tematik yang dieksplorasi dalam pameran tunggalnya kali ini yang berangkat dari gagasan menggali inspirasi shio.
Shio adalah sistem astrologi Tionghoa yang digunakan untuk memprediksi nasib dan karakter seseorang berdasarkan tahun kelahirannya. Shio juga dikenal sebagai “zodiak Tionghoa” atau “shio Tionghoa”. Sistem ini didasarkan pada siklus 12 tahun, dengan setiap tahun diwakili oleh hewan yang berbeda. Eksistensi shio sebagai sebuah warisan pengetahuan yang berangkat dari kebudayaan yang pada mulanya tumbuh di negeri Tiongkok kini telah menyebar ke berbagai belahan dunia dan tetap eksis dipakai sebagai pedoman dalam berbagai aspek kehidupan. Mulai dari membaca karakter dan sifat manusia, perjodohan, karier dan bisnis dan berbagai hal lainya. Jika kita maknai lebih jauh shio sebagai sistem pengetahuan astronomi dan astrologi juga memiliki kaitan yang erak dengan alam. Setiap shio dihubungkan dengan bintang-bintang tertentu dan konstelasi-konstelasi yang memiliki kaitan dengan alam dan siklus waktu. Shio dapat terbaca sebagai sistem pengetahuan dalam membaca siklus dan tanda tanda alam. Karena shio didasarkan pada siklus 12 tahun, yang mirip dengan siklus alam seperti perubahan musim dan siklus pertumbuhan tanaman. Shio juga memiliki dimensi ekologis, karena setiap shio diwakili oleh hewan yang berbeda, yang memiliki kaitan dengan lingkungan alam. Contohnya, shio Tikus dihubungkan dengan tanah dan pertanian, sedangkan shio Naga dihubungkan dengan air dan cuaca. Di dalam shio juga terdapat pengetahuan tentang elemen-elemen dan unsur alam seperti  kayu, api, tanah, logam, dan air.
Berdasarkan berbagai sumber literatur yang digali dari kisah turun temurun masyarakat Tionghoa, mengisahkan bahwa asal-usul keberadaan shio bermula dari legenda Kaisar Giok (Jade Emperor) yang mengadakan kontes untuk memilih 12 hewan yang akan menjadi simbol tahunan. Kontes ini diadakan untuk menentukan urutan hewan-hewan yang akan menjadi simbol tahunan. Banyak hewan yang berpartisipasi dalam kontes ini, tetapi hanya 12 hewan yang berhasil menjadi simbol tahunan. Dengan urutan tikus, sapi, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing dan babi. Menurut legenda, urutan hewan-hewan ini ditentukan oleh urutan kedatangan mereka ke kontes. Tikus, yang cerdik dan cepat, berhasil menjadi yang pertama. Sapi, yang kuat dan sabar, menjadi yang kedua. Harimau, yang berani dan kuat, menjadi yang ketiga dan seterusnya hingga Babi menjadi hewan yang datang pada urutan terakhir sehingga dipakai sebagai simbol terakhir dalam siklus dua belas tahunan shio. Keduabelas hewan yang dipakai sebagai simbol shio diyakini berpengaruh pada karakter dan sifat seseorang yang lahir pada shio tertentu dan juga berpengaruh pada kondisi alam dan kehidupan manusia. Tikus bermakna kecerdasan, dan kemampuan beradaptasi. Sapi bermakna kesabaran, kekuatan, dan keteguhan. Harimau bermakna keberanian, kekuatan, dan kepemimpinan. Kelinci bermakna kecantikan, kesucian, dan kelembutan. Naga bermakna kekuatan, kekuasaan, dan kemampuan transformasi. Ular bermakna kecerdasan, kebijaksanaan, dan kemampuan berubah. Kuda bermakna kebebasan, kekuatan, dan kemampuan bergerak. Kambing bermakna kecantikan, kesucian, dan kelembutan. Monyet bermakna kecerdasan, kebijaksanaan, dan kemampuan beradaptasi. Ayam bermakna kecantikan, kesucian, dan kelembutan. Anjing bermakna kesetiaan, kejujuran, dan keberanian. Babi bermakna kekayaan, kemakmuran, dan kebahagiaan. 
Dalam karya-karya yang ditampilan dalam pameran tunggal ini memperlihatkan bagimana Putu Adi Suweca menghadirkan keduabelas figur hewan yang merepresentasikan keduabelas shio. Penggambaran hewan yang disandingkan dengan elemen-elemen alam seperti pohon, tanah, dan lain sebagainya dihadirkan dengan pendekatan stilistik yang khas. Stilistik karya-karya Cyx Daeng yang menggali dan mengembangkan karakteristik visual seni lukis Bali yang menggambarkan tema shio yang digali dari budaya Tionghoa menunjukkan hal yang menarik. Apa yang dihadirkan dalam pameran ini dapat dimaknai sebagai upaya untuk saling mengenal dan mempertemukan dua budaya yang dapat berjumpa dan berakulturasi dengan harmonis. Hal ini juga mengingatkan kita kembali tentang hubungan harmonis persaudaraan lintas budaya antara Bali dengan Tionghoa yang telah terjalin dalam lintasan sejarah yang panjang. 
Dalam konteks hari ini dan dalam pelaksanaan pameran yang bertepatan dengan awal perayaan tahun baru, maka pameran ini dapat terbaca sebagai harapan, doa dan keyakinan tentang kebahagiaan dan segala hal-hal baik yang akan kita temui di tahun baru ini. Sebagaimana tersemat dalam judul pameran ini yakni “Keberuntungan Shio 2025” maka semoga melalui pameran ini bisa menjadi momentum untuk membangun optimisme dalam semangat seni dan kreatifitas dalam menjalankan kehidupan di tahun ular kayu ini. (MBP2)

See also  Sempat Dikabarkan Hilang, Kakek Jocko Ditemukan Terjatuh ke Sumur Sedalam 5 Meter

                                                                            

Made Subrata

Related post