Pantai Kuta Kumuh, Suyasa Minta Dispar Turun ke Lapangan Bukan Hanya di Belakang Meja
Kondisi gerobak kreatif di pantai Kuta yang terkesan kumuh.
MANGUPURA – baliprawara.com
Pantai Kuta yang sempat dikritik oleh Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, karena kondisinya kumuh, diharapkan segera mendapat penanganan. Pasalnya kondisi ini juga sering dikeluhkan oleh wisatawan yang berkunjung ke pantai berpasir putih ini.
Kondisi ini juga mendapat perhatian Wakil Ketua DPRD Badung I Wayan Suyasa. Politisi Golkar ini juga menyarankan agar penataan pantai Kuta bisa bertaraf internasional. Ia meminta agar Dinas Pariwisata (Dispar) Badung dapat membenahi kesan kumuh yang muncul. Ini kemudian dapat dilakukan dari hasil studi banding seperti apa destinasi wisata yang bertaraf internasional.
“Dinas Pariwisata harus ke lapangan, bukan hanya di belakang meja. Pengelolaan yang maunya bagus tetapi menambah sesuatu yang semrawut menyebabkan, mohon maaf destinasi Kuta dalam tanda kutip namanya yang begitu megah, akan ditinggalkan karena terlihat tidak bertaraf internasional,” sarannya.
Lebih lanjut menurutnya, adanya gerobak kreatif sejatinya bukan berarti tidak disetujui. Melainkan perlu adanya pengelolaan yang baik agar tidak menyebabkan kesan kumuh. Sehingga perlu duduk bersama untuk menentukan keberlanjutan pariwisata di Kuta.
“Kemarin itu kami menyatakan bahwa orang yang tidur di pinggir pantai atau saat berada di salah satu akomodasi wisata, kalau itu ada (gerobak kreatif-red), ya mohon maaf tempat burung dara itu, bukan berarti tidak menghargai UMKM. Tetapi bukan begitu caranya, melainkan buatkan yang bagus dan bertaraf internasional,” kata Suyasa.
Lebih lanjut kata Politisi asal Desa Penarungan, Mengwi ini pun meminta agar pengadaan gerobak kreatif dengan biaya yang tinggi ini, tidak menambah kesan kumuh di Pantai Kuta. Pihaknya juga bersyukur Pj. Gubernur Bali mau meninjau langsung kondisi salah satu DTW di Kabupaten Badung tersebut.
“Ini bukan berarti mencari kesalahan tetapi logikanya itu harus di rubah, mindset dalam konsep penataan. Artinya dengan budget yang tinggi kalau bisa jangan yang asal-asalan,” ucap Suyasa saat dikonfirmasi, Selasa 30 Januari 2024.
Guna mengembalikan keindahan Pantai Kuta, ia menegaskan, kebersihan harus tetap dijaga. Kemudian para pedagang sebaiknya ditempatkan di lokasi tertentu. “Bukan berarti harus di dekat pantai seperti itu. Alokasikan lah yang rasional dan tidak mengganggu pantai. Karena pantai merupakan bagian dari brand Kuta seperti dapat melihat sunset. Dengan adanya warung-warung itu saya rasa tidak pas. Masih bisa mencari solusi yang terbaik untuk Pantai Kuta,” harapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Badung, Nyoman Rudiartha belum memberikan jawaban. (MBP)