Pembangunan Pura Mpu Bharadah, Berawal Dari Pawisik Hingga Kemunculan Kilatan Cahaya Putih

 Pembangunan Pura Mpu Bharadah, Berawal Dari Pawisik Hingga Kemunculan Kilatan Cahaya Putih

Pura Palenggahan Ida Bhatara Mpu Bharadah, di Desa Pamenang, Kecamatan Pagu, Kediri, Jawa Timur.

JAWA TIMUR – baliprawara.com

Sebuah Pura yang dipercaya sebagai petilasan Empu Bharadah, berdiri megah di area persawahan, di Desa Pamenang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Jatim). Pura yang diberi nama Pura Palenggahan Ida Bhatara Mpu Bharadah, berdiri dekat dengan kompleks situs pamuksan Sri Aji Jayabaya.

Dari penuturan Jero mangku Pura Palenggahan Ida Bhatara Mpu Bharadah, Rakino, awal dibangunnya pura ini, berdasarkan pawisik yang diterima seorang pedanda dari Bali. Pedanda tersebut kata dia, juga disebutkan masih sebagai keturunan dari Mpu Bharadah.

Lebih lanjut diceritakan, dulunya sang pedanda tersebut, adalah seorang pengusaha yang sering mengunjungi situs pamuksan Sri Aji Jayabaya. “Beliau (Ida Pedanda-red) menerima pawisik, bahwa Hyang Mpu Baradah kan mengikuti Raja Airlangga, karena di sini belum dibuatkan palinggih atau tempat tinggal, beliau meminta untuk dibuatkan yang dekat dengan raja,” kata Rakino menuturkan, Sabtu 1 Februari 2025.

Jero mangku Pura Palenggahan Ida Bhatara Mpu Bharadah, Rakino.

Setelah menerima pawisik tersebut, Ida Pedanda atau sang Sulinggih asal Bali tersebut, kemudian mulai mencari tempat untuk membuatkan sebuah pura. Sempat kesulitan untuk menemukan lokasi yang akan dijadikan Pura. Namun lahan yang digunakan sebagai pura pun akhirnya didapatkan setelah mendapat petunjuk dari pancaran sinar suci kilatan cahaya berwarna putih, saat makemit di Sendang Buntung atau Tirta Kamandanu.

Cahaya putih tersebut diceritakan Mangku Rakino, berkelebat mengarah ke Selatan, lalu tak lama kemudian menghilang. Meski sudah mendapat petunjuk tersebut, namun Jero Mangku Rakino juga menuturkan, saat awal mencari lahan untuk pura diakui sangat sulit. Bahkan hingga setahun lebih belum mendapatkan lahan.

Pasalnya, lahan ini awalnya merupakan lahan persawahan yang terdapat gundukan tanah. Bahkan, oleh masyarakat setempat, lahan yang ada gundukan tersebut selama ini tidak bisa ditanami apapun.

See also  Deklarasi HFCI Bali dan 2nd Anniversary Komunitas Honda HFCI Indonesia diisi Aksi Bakti Sosial

“Lahan pembangunan pura yang sekarang ini, awalnya memang sulit terjual akibat tidak dapat ditanami. Akhirnya pemilik lahan, datang sendiri menawarkan kepada Ida Padanda,” bebernya.

Setelah lahan itu dibeli, akhirnya pembangunan Pura Mpu Bharadah ini dimulai pada tahun 1997. Untuk bahan pembangunan pura, menggunakan batu dari Bali dan Banyuwangi. Proses pembangunan menghabiskan waktu hingga satu setengah tahun. Setelah pembangunan rampung, dilanjutkan dengan upacara ngenteg linggih pada tahun 1999.

Silsilah Mpu Bharadah, di Pura Palenggahan Ida Bhatara Mpu Bharadah.

Di area madya mandala, terpajang catatan silsilah dari Mpu Bharadah. Dalam silsilah tersebut, tertuliskan garis keturunan Mpu Bharadah hingga sejumlah tokoh besar di Bali.

Sementara, untuk di utama mandala, terdapat satu padmasana besar dengan ketinggian sekitar 15 meter yang berdiri di atas bekas gundukan tanah. Sedangkan, di sebelah Padmasana, berdiri sebuah palinggih Mpu Bharadah berbentuk patung. Di sebelahnya lagi, ada pelinggih yang di tasknya terpasang sebuah prasasti.

Lebih lanjut kata Mangku Rakino, untuk piodalan di Pura Mpu Bharadah ini, biasanya dilaksanakan setiap Purnama sasih sada. Biasanya setiap piodalan, seluruh sarana upacara dibuatkan oleh krama dari Bali. Selain itu, ada juga umat Hindu lainnya yang ada di dekat pura, yang turut ngayah untuk menyiapkan sarana upacara.

Setiap hari raya keagamaan Hindu, juga biasanya dilakukan persembahyangan oleh umat. “Untuk persembahyangan yang dilakukan di Pura, biasanya dilakukan setiap hari Purnama dan Tilem, serta saat hari besar lainnya. Banyak umat Hindu dari kota yang juga datang sembahyang,” ujarnya.

Keberadaan Mpu Bharadah, diketahui sebagai seorang Pendeta Budha, yang namanya hingga kini dikenal oleh masyarakat Bali. Mpu Bharadah juga diketahui merupakan penasehat dari Raja Airlangga dari Kerajaan Kediri. (MBP1)

See also  Unhi Denpasar Dharma Tirta Yatra dan Pengabdian Masyarakat di Jatim

 

redaksi

Related post