Permintaan Anjlok, Produksi Garam Tradisional Juga Menurun

 Permintaan Anjlok, Produksi Garam Tradisional Juga Menurun

DENPASAR – baliprawara.com

Pandemi Covid-19, melumpuhkan sektor perekonomian Dunia. Tak terkecuali Bali yang mengandalkan sektor pariwisata.

Kondisi ini juga berdampak pada pembuat garam tradisional. Yang mana, saat sebelum pandemi, permintaan garam untuk hotel maupun pasar lainnya, cukup tinggi. Namun  akibat pandemi, permintaan garam mulai anjlok. 

Tak hanya berdampak pada permintaan pasar, untuk mendukung produksi, pasokan kayu bakar juga tersendat. Karena, sebelumnya kayu bakar yang  banyak diperoleh dari bongkaran proyek maupun kayu bekas proyek, kini pasokan itu mulai berkurang seiring berkurangnya pekerjaan proyek.

Menurut penuturan Desti yang merupakan salah seorang pekerja di tempat Produksi garam tradisional di sekitar kawasan Suwung, Denpasar, kondisi saat ini memang sulit. Menurut ia yang sudah 5 tahun bekerja di lokasi ini, akibat pandemi, permintaan terhadap garam jauh menurun. 

Sedangkan untuk produksi, dulu sampai 40 kampil sehari. Namun kata dia, saat ini produksi jauh dari itu. Bahkan kadang-kadang kalau tidak ada yang pesan, pihaknya libur produksi. “Dulu sebelum pandemi, karen permintaan banyak, kita masak garam sampai pagi. Namun kini, jauh menurun. Bahkan sempat kita tidak produksi,” katanya, Kamis (6/5/2021).

Untuk harga garam yang sudah diolah, pihaknya memasarkan dengan harga Rp 125 ribu per kampil. Harga ini kata dia jauh mengalami penurunan dibandingkan sebelum masa pandemi yang harganya mencapai Rp 150 ribu per kampil. “Sekarang, juga ada penurunan harga dibandingkan dengan sebelum pandemi,” ucapnya.

Dari pantauan di lokasi produksi, untuk memenuhi pesanan, para pekerja ini terlihat berjibaku dengan uap panas dari rebusan air garam. Sambil mengaduk-aduk air garam yang direbus menggunakan sekop kecil, di sebuah tungku yang terbuat dari batu bata berukuran sekitar 1×2 meter, Desti sesekali menghibur diri sambil bernyanyi. Sambil berseloroh, dirinya berharap kalau pandemi ini cepat berlalu. Supaya ekonomi kembali normal. (MBP1)

See also  Diduga Mesin Sampan Mati, Andi Belum Kembali Dari Melaut

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *