PNB Gembleng Mahasiswa Sebelum Terjun di Dunia Kerja Melalui Pelatihan Penyusunan Career Development Plan
MANGUPURA – baliprawara.com
Penguasaan soft skill, yang didalamnya terdapat ethic atau etika, ternyata sangat dibutuhkan dalam penerapan di dunia Industri atau dunia Kerja. Meski selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi, banyak skill atau keterampilan yang didapat dan dikuasai, namun Soft Skill ternyata sangat dibutuhkan dunia kerja.
Berkaitan dengan soft skill ini, Politeknik Negeri Bali (PNB) sebagai perguruan tinggi vokasi, selalu menekankan hal itu agar selalu dipegang teguh oleh mahasiswa. Apalagi selama ini, PNB yang telah memiliki kode etik yang disebut dengan Green Ethic, telah diajarkan sejak awal mahasiswa itu menempuh pendidikan di PNB.
Sebagai upaya untuk memperkuat soft skill bagi mahasiswa yang akan terjun ke dunia kerja, Politeknik Negeri Bali menggelar Pelatihan Penyusunan Career Development Plan, Selasa 12 September 2023, di Gedung Widya Guna, kampus setempat. Kegiatan yang diikuti perwakilan dari mahasiswa semester akhir ini, dibuka secara resmi oleh Wakil Direktur (Wadir) Bidang Kerjasama PNB, Dr I Ketut Sutama.
Ditemui usai pembukaan, Dr I Ketut Sutama, mengungkapkan, penguasaan soft skill ini harus terus ditanamkan secara berulang-ulang agar bisa menjadi kebiasaan. Hal itu penting karena untuk terjun di dunia kerja, soft skill merupakan hal yang paling diperlukan selain skill.
Lebih lanjut dikatakan Sutama, dari hasil penelitian, soft skill itu menduduki kriteria paling tinggi, sekitar 65 persen dari 100 persen yang dibutuhkan di dunia kerja. Sementara itu, untuk penguasaan skil hanya 15 persen dan yang lain-lain hanya 10 persen. “Oleh karenanya, pelatihan penyusunan career development program seperti ini, tentu sangat penting bagi lulusan PNB, supaya siap bersaing di dunia kerja,” katanya saat ditemui usai pembukaan pelatihan.
Soft skill itu kata dia sangat penting, meskipun di PNB telah memiliki kode etik yakni green ethic. Yang mana green ethic ini sudah diajarkan dan dipraktekan sejak awal mahasiswa mengikuti perkuliahan di PNB. Namun demikian, meski sudah diajarkan, untuk di dunia kerja hal itu dipastikan akan semakin ketat.
“Soft skill itu perlu dilatih terus, perlu dikembangkan terus, melalui pelatihan-pelatihan dengan menghadirkan praktisi langsung. Kali ini kegiatan pelatihan turut mengundang narasumber dari praktisi, untuk memberikan pengalaman dan secara praktis maupun teori, bagaimana mengembangka karir, supaya nantinya bisa bersaing di dunia kerja,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Bisnis, Kerjasama (P2BKS) dan Career Center PNB, Dr. Ni Nyoman Sri Astuti, SST.Par.,M.Par., mengungkapkan, pelatihan ini digelar untuk mempersiapkan mahasiswa dari 34 Program Studi (Prodi) yang ada di PNB. Di bawah naungan unit career center, sebanyak hampir 100 orang peserta dari mahasiswa semester akhir yang mengikuti kegiatan ini, sebelumnya dipilih dari perangkingan di masing-masing prodi.
“Hampir 100 orang peserta yang merupakan mahasiswa semester akhir dari 34 Prodi, digembleng untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. Mereka yang mengikuti kegiatan ini dipilih dari perangkingan di masing-masing prodi,” bebernya.
Melalui pelatihan Penyusunan Career Development Plan ini, pihaknya berharap nantinya bisa membantu dalam meniti jenjang karir mereka kedepan. Dalam arti, melalui pelatihan ini mereka dipersiapkan bagaimana berkomunikasi yang bisa diterapkan didunia kerja. “Hari ini narasumber dari London School and Public Relation yang membawa materi how to communicate. Jadi mereka harus mempunyai kemampuan public skill untuk mahasiswa,” terangnya.
Sementara kata dia, untuk narasumber kedua menghadirkan pembicara yakni praktisi dari industri yang sebagian besar merupakan HR Manager. “Narasumber ini berkolaborasi memberikan pengajaran bagaimana mahasiswa mampu membangun jenjang karir mereka kedepan. Karena menurutnya, softskill itu sangat diperlukan ke depan terkait dengan kebutuhan industri,” katanya menambahkan.
Berbicara tentang lulusan dari PNB yang selama ini bekerja di dunia industri, dari review pihak industri yang memakai mahasiswa sebagai tenaga kerja atau lulusan yang terserap di industri, pada dasarnya, hanya 25 persen skill yang dibutuhkan. Sedangkan, kemampuan yang paling banyak dibutuhkan adalah soft skill. Yakni bagaimana attitude mahasiswa, ketahanan mental, teknik komunikasi baik kepada rekan kerja maupun kepada tamu. “Jadi soft skill itu paling diperlukan oleh dunia industri, dibandingkan skil,” tambahnya. (MBP)