Ratusan Siswa di Kutsel Terancam tak Dapat Sekolah, Pembangunan SMA/SMK Kembali Dibahas
MANGUPURA – baliprawara.com
Kurangnya sekolah Negeri terutama SMA/SMK di Kuta Selatan (Kutsel), Badung, selalu memunculkan permasalahan setiap tahun ajaran baru. Pasalnya, kisruh dan demo hampir selalu mewarnai penerimaan siswa baru SMA/SMK di Kutsel.
Hal ini dikarenakan jumlah lulusan siswa SMP banyak yang tidak tertampung di SMA/SMK yang ada saat ini. Bahkan untuk periode di tahun 2022 ini, sebanyak 432 siswa tamatan SMP, terancam tidak dapat sekolah SMA/SMK.
Masih banyaknya siswa yang tidak bisa tertampung di sekolah Negeri, selalu mencuat setiap tahun ajaran baru. Tentunya, permasalahan ini harus ditangani serius dan segera. Hal ini terungkap dalam FGD membahas terkait usulan pembangunan SMA dan SMK Baru di Kuta Selatan, Selasa 21 Desember 2021, di kantor Camat Kuta Selatan.
Menurut salah seorang tokoh masyarakat Jimbaran, Ketut Sudiarsa, FGD ini sebagai bentuk perhatian pihaknya terhadap pendidikan sekolah khususnya di Jimbaran dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Apalagi dengan situasi pandemi saat ini, tentunya kemampuan orangtua menyekolahkan anaknya di sekolah Swasta, tentu juga berkurang.
Dari hasil FGD tersebut, disepakati mengusulkan lahan provinsi yang ada di Lingkungan Cengiling, Jimbaran sebagai lokasi sekolah baru tersebut. Sebagai solusi awal menunggu terbangunnya sekolah tersebut, pihaknya juga sudah mengusulkan agar ada penambahan rombongan belajar (Rombel) serta tenaga pendidik di SMA dan SMK yang ada di Kutsel saat ini. “Dengan begitu tahun 2022 ini tidak ada kisruh atau demo lagi karena siswa yang tidak dapat sekolah. Setelah gedung sekolah baru selesai dibangun tinggal memindahkannya saja,” pungkasnya.
Sekretaris Panitia FGD, Kadek Krima Agus Trimitha menambahkan, pada penerimaan siswa baru sebelumnya, ada orangtua siswa yang mengatakan bila anaknya tidak dapat sekolah negeri, lebih baik anaknya tidak sekolah karena kemampuan membayar untuk masuk swasta tidak mampu. “Mudah-mudahan nanti bapak-bapak DPR yang hadir, bisa ikut mengawal dan segera terealisasi SMA dan SMK yang diusulkan ada di Jimbaran,” harapnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Bali, Wayan Disel Astawa yang hadir pada FGD tersebut mengaku sepakat dan siap mengawal pembangunan SMA dan SMK yang diusulkan Tokoh Jimbaran tersebut. Bahkan kata dia sebenarnya hal tersebut sudah sempat menjadi pembahasan di Propinsi kalau SMA/SMK baru sangat dibutuhkan di Kutsel. “Jadi sebenarnya tahun 2020 sudah dibahas dan semestinya sekarang sudah dirancang. Namun karena pandemi hal itu belum bisa terlaksana,” ujarnya.
Oleh karena itu, kembali harus disikapi agar terwujud SMA/SMK yang diharapkan para tokoh tersebut. Hal ini untuk menghindari terjadinya kisruh dan demo kembali terulang. “Waktu ini Pemerintah Melalui Gubernur kan fokus membangun sekolah di Karangasem karena di sana tidak ada sekolah. Nah sekarang bagaimana caranya mengusahakan atau mengusulkan ke pusat agar dibangun SMA dan SMK di Jimbaran. Termasuk juga SDM tenaga pendidik yang juga sudah diusulkan sebelumnya,” ucapnya.
Ketua Komisi IV DPRD Badung, I Made Sumerta, mengatakan, rapat ini sebagai tindak lanjut dari beberapa kali Musren untuk membahas kembali infrastruktur sekolah. Memang diakuinya, di Kuta selatan untuk sekolah SMK dan SMK cukup banyak. Namun untuk sekolah negeri masih minim. Untuk itu, ini diharapkan bisa segera diwujudkan, mengingat sebelumnya untuk sekolah SMA Negeri, telah terwujud, sedangkan untuk SMK Negeri masih belum terealisasi. “SMK di Kuta Selatan yang ada saat ini, merupakan yang terpadat ketiga di Bali. Masih banyak siswa yang menginginkan sekolah di SMK, dengan memilih jurusan yang paling dirindukan yakni, jurusan akomodasi pariwisata. Karena primadona di Kuta Selatan dalam pariwisata,”ucapnya.
Selain dihadiri para tokoh Jimbaran, FGD tersebut juga turut mengundang Kepala SMK dan SMA yang ada di Kutsel, Camat Kutsel serta perwakilan Disdikpora Badung. (MBP1)