Sebanyak 900 Personel Disiapkan DLHK Badung Antisipasi Sampah Kiriman

 Sebanyak 900 Personel Disiapkan DLHK Badung Antisipasi Sampah Kiriman

Mangupura – baliprawara.com
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung mulai ambil ancang-ancang antisipasi datangnya musim angin barat. Yang mana biasanya saat musim angin Barat, kawasan pantai barat Badung, selalu “diserbu” sampah kiriman.

Dikonfirmasi, Selasa (10/12/2019) Kepala Dinas LHK Badung, I Putu Eka Merthawan mengaku akan membentuk tim yang dinamai unit reaksi cepat (URC) deteksi, evakuasi sampah laut
Desalut (Desalut) dengan jumlah personel sebanyak 900 petugas. Tim ini kata Merthawan, nantinya akan di tempatkan sepanjang garis pantai mulai dari pantai Parerenan hingga pantai Jimbaran.

See also  Bupati Giri Prasta Ajak Masyarakat Tidak Perlu Takut Donor Darah di Masa Pandemi Covid-19

Dibentuknya tim URC Desalut ini kata dia, sebagai salah satu langkah dinas LHK dalam menyikapi masalah sampah kiriman yang disebabkan angin baratan. Tim URC Desalut ini akan dibagi menjadi 9 kelompok dengan masing-masing anggota sebanyak 100 orang dengan total sebanyak 900 petugas. “Perlu dilakukan sebuah inovasi dalam mengatasi hal itu dengan penempatan tim di sejumlah titik yang dianggap rawan terjadinya tumpukkan sampah kiriman,” pungkasnya.

Ditabahkannya, dari total 9 tim URC Desalut ini, akan standby di setiap pos selama 24 jam. Meski demikian, pihaknya akan melihat situasi di lapangan. Dimana, apabila pada titik tertentu tidak terlalu banyak sampah, maka akan ada sekitar 25 personel saja. Namun, kalau dititik yang diperkirakan banyak tumpukan, di lokasi itu akan dikerahkan kekuatan penuh sebanyak 100 personel. “Nantinya tim ini akan berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk hotel dan akomodasi pariwisata lainnya yang berada tepat dengan lokasi titik sampah,” bebernya.

See also  Bupati Giri Prasta Pastikan Program Kesejahteraan Masyarakat Tetap Jalan

Sebelumnya, Bandesa Adat Kuta, Desa Kuta, I Wayan Wasista mengatakan, permasalaham sampah kiriman ini memang terjadi setiap tahun. Ini biasanya terjadi dari bulan Desember hingga Februari. Dalam menghadapi situasi itu, Wasista akan mengandeng pengrajin kayu di Gianyar untuk memanfaatkan kayu-kayu gelondongan itu. “Jadi, ini sudah menjadi persoalan rutin disetiap musim hujan dan angin baratan. Semua sampah-sampah itu tumpuk dan merusak pemandangan sepanjang Pantai. Sampah itu didominasi sampah kayu,” bebernya.

Untuk pemanfaatannya nanti, pihak di Desa Adat Kuta akan mengumpulkan sampah berupa kayu yang bisa di manfaatkan oleh pengrajin dan ditempatkan disatu titik di kawasan Pantai Kuta. Darisana, pengrajin bisa memilah sendiri yang diperlukan. Tidak hanya itu, solusi lain yakni pengrajin menerima di tempatnya dengan cara diangkut menggunakan truk. “Nantinya, langkah ke dua ini akan di koordinasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan untuk menyediakan truk ke Gianyar,” terangnya. (praw)

See also  Wabup Suiasa Terima Kunjungan Pemkab Bulungan, Kalimantan Utara

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *