Tanah Longsor di Jatiluwih, Dokter Forensik Beber Hasil Pemeriksaan Penyebab Kematian Dua Korban Tertimbun

 Tanah Longsor di Jatiluwih, Dokter Forensik Beber Hasil Pemeriksaan Penyebab Kematian Dua Korban Tertimbun

Dokter Forensik beber hasil pemeriksaan penyebab kematian dua korban tertimbun tanah longsor di Jatiluwih. (ist)

DENPASAR – baliprawara.com

Kedua Korban tanah longsor di Jatiluwih, Tabanan pada Kamis 14 Maret 2024, telah dititipkan di kamar jenazah RSUP Prof. Ngoerah. Terkait penyebab kematian kedua wisatawan mancanegara yang saat kejadian tanah longsor, sedang menginap di salah satu vila di kawasan Jatiluwih, sudah dilakukan pemeriksaan luar oleh dokter Ahli Forensik.

Dokter spesialis forensik RSUP Prof. Ngoerah, dr. Dudut Rustyadi, Sp.FM (K).SH., menjelaskan, bahwa sebelumnya pada tanggal 14 Maret 2024 sekira pukul 10.50, pihaknya menerima sebanyak 2 jenazah dengan keterangan korban tanah longsor dari Jatiluwih Tabanan. Pada saat diterima, jenazah kata dia belum ada identitasnya, dan ditandai dengan Mr X dan Mrs X.

Lebih lanjut dikatakan, untuk kondisi kedua jenazah tersebut, dari pemeriksaan luar, ditemukan ada beberapa luka akibat trauma tumpul. “Selain itu, di beberapa bagian tubuh kedua jenazah, juga ditemukan ada beberapa luka lecet,” kata dr. Dudut, melalui keterangannya, Jumat 15 Maret 2024.

Sementara untuk perkiraan waktu kematiannya, kalau berdasarkan dari tanda kematian kita memeriksa lebam mayat dan kaku mayat yang hilang dengan penekanan, perkiraan waktu kematian antara 2 sampai 12 jam sebelum pihaknya memeriksa. Sedangkan, untuk penyebab kematian, karena pada saat ini baru dilakukan pemeriksaan luas saja, maka pihaknya belum dapat menentukan penyebab kematiannya.

 tapi kalau menurut literatur pada peristiwa tanah longsor tertimpa bangunan pada bencana gempa itu biasanya ada gangguan mekanisme pernapasan. “Jadi kemungkinan besar kedua korban adalah meninggal akibat yang kita sebut dengan gejala traumatik asfiksia. Jadi karena adanya benda-benda dalam hal ini mungkin tanah yang menimpa tubuh, khususnya bagian dada, itu mengganggu gerak pernapasan. Sehingga kemungkinan korban meninggal akibat gangguan pernapasan atau kehabisan Oksigen,” tegasnya.

See also  Kebakaran Bangunan di Lapas Kerobokan, Lima Mobil Pemadam Dikerahkan

Untuk permintaan otopsi, sampai saat ini masih belum ada. Pihaknya masih menunggu dari kepolisian. “Namun demikian untuk otopsi, sebaiknya memang segera di koordinasi dengan kepolisian terkait dengan jenazah ya, karena kalau memang dibutuhkan otopsi makin cepat makin baik mengingat kondisi makin lama kan pembusukan itu akan mengganggu proses penentuan sebab kematian,” harapnya.

Diberitakan sebelumnya, tanah longsor yang terjadi di kawasan wisata Jatiluwih Tabanan, Bali, Kamis 14 Maret 2024, dini hari, mengakibatkan material longsor ikut menimbun salah satu tempat akomodasi, yakni sebuah vila yang ada di sana. Bencana alam yang tidak terduga ini, mengakibatkan dua orang wisatawan yang saat itu menginap disana ikut menjadi korban.

Tanah longsor ini, diperkirakan terjadi dini hari sekitar pukul 04.00 Wita. Yang mana saat itu, dua orang wisatawan yang sedang tidur, ikut menjadi korban timbunan material longsor. Kondisi di lokasi juga saat itu sedang sepi karena masih gelap.

Kejadian tersebut kemudian baru diketahui warga sekitar pukul 06.30 wita saat kondisi sudah terang. Akibat kejadian ini, longsoran tanah setinggi 30 meter, menimpa bangunan vila. Naasnya, dua orang Warga Negara Asing (WNA) yang menginap disana tewas terkubur. (MBP)

 

redaksi

Related post