Tiang LPJU Roboh di Sawangan, Minimnya Perawatan, Banyak Menur Keropos, dan Lampu Mati Jadi Sorotan
MANGUPURA – – baliprawara.com
Ditengah digelarnya hajatan besar, World Water Forum ke-10 di Nusa Dua, sebuah tiang Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) di jembatan Jalan Nusa Dua Selatan, lingkungan banjar Sawangan, didapati roboh pada Minggu 19 Mei 2024. Diduga kejadian tersebut dipicu oleh kencangnya angin yang berhembus, sehingga membuat pondasi LPJU tidak kuat.
Tiang PJU tersebut diketahui merupakan aset milik Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) yang dipasang serangkaian dengan KTT G20 beberapa tahun silam. Menariknya, aset megah yang dibangun serangkaian KTT G20 tersebut seolah kurang mendapatkan perawatan.. Pemerintah diharapkan dapat melakukan kontrol dan evaluasi, agar peninggalan yang dibangun saat KTT G20 itu dapat bermanfaat maksimal dan berfungsi optimal.
Ketua Pecalang Desa Adat Peminge, I Nyoman Beker menerangkan, robohnya tiang LPJU tersebut diketahui pada Minggu siang, namun diperkirakan kejadian tersebut terjadi pada Sabtu 18 Mei 2024 malam, akibat kencangnya angin yang berhembus. Beruntung tidak ada korban dalam peristiwa tersebut, sebab biasanya di lokasi tersebut sering menjadi tempat nongkrong para anak muda.
“Tadi pagi kita temukan tiang itu sudah roboh. Lokasinya di jembatan Sawangan menuju hotel Kempinski. Mungkin robohnya tiang itu terjadi Sabtu malam, sebab saat itu kondisi angin memang relatif kencang,” katanya.
Dari pengamatannya di lapangan, ia merasa aneh dengan kejadian tersebut. Sebab kondisi pondasi tiang yang dicor, masih sangat kokoh, sekrup baut pengencang tiang juga didapati lengkap dan hanya 1 mur yang copot. Tiang tersebut diketahui terpasang saat pelaksanaan KTT G20. “Tadi siang tim Dishub sudah turun mengamankan tiang tersebut,” ungkapnya.
Kendati respon terhadap masalah tersebut secara sigap disikapi petugas, namun ia menyoroti akan pemeliharaan dan pengawasan LPJU tersebut. Dari ratusan LPJU Tenaga Surya yang terpasang di jalan Siligita, hampir 60 persen kondisinya banyak yang padam. Hanya sebagian kecil lampu yang menyala selama ini, padahal akses penerangan tersebut sangat dibutuhkan.
Jika masyarakat di Jalan Bypass Ngurah Rai menyoroti kondisi LPJU yang terang saat diadakan hajatan di Nusa Dua dan padam saat hari biasanya. Justru di Sawangan cukup banyak LPJU yang padam, walaupun saat ini ada acara WWF di Nusa Dua.
Selain itu, kondisi menur (ornamen kepala tiang PJU) diakuinya juga banyak yang keropos dan ada yang bahkan sampai miring. Tentunya hal itu cukup membahayakan bagi pengendara maupun masyarakat yang lewat. Jika hal tersebut sampai terjatuh dan mengenai pengendara, tentunya akan cukup lumayan dampaknya.
Terlebih jalur tersebut merupakan akses menuju sejumlah destinasi pariwisata dan akomodasi wisata. “Memang bahan menur itu terbuat dari fiber, tapi kalau itu sampai jatuh dan mengenai pengendara atau masyarakat yang lewat, cukup lumayan juga. Di jalan itu sering menjadi tempat nongkrong anak muda dan dilalui oleh wisatawan,” bebernya.
Sepengetahuannya, petugas terkait baru turun kerika terjadi tiang yang roboh atau miring. Hal tersebut dinilai kurang pas, sebab pengawasan rutin sangat diperlukan terhadap peninggalan dari KTT G20 tersebut. Aspek pemrliharaan dan pengawasan sangat diperlukan agar bagaimana fasilitas yang dibangun megah tersebut dapat berfungsi maksimal dan dikenang sebagai suatu legacy yang dirasakan manfaatnya secara jangka panjang oleh masyarakat.
“Jangan saaat diawal pembuatan saja yang greget, pemeliharaan dan pengawasan ini perlu juga greget. Kasian apa yang sudah dibangun ini menjadi mubazir karena kurangnya pemeliharaan rutin,” imbaunya.
Dikonfirmasi terpisah, Kadishub Badung, AA Ngurah Rai Yuda Darma tidak menampik peristiea tersebut. Tiang LPJU yang roboh tersebut merupakan PJUTS (Tenaga Surya) yang merupakan aset miliki Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN). Tiang tersebut dipasang oleh pihak terkait saat pelaksaan KTT G20. Jumlah PJUTS yang terpasang berkaitan dengan paket jalan Siligita dari Kementrian PUPR tersebut berjumlah 218 unit. “Untuk penyebabnya, kemungkinan karena faktor alam. Sekarang memang anginnya kencang, apalagi tiang lampu berada di kawasan pinggir pantai,” ungkapnya.
Atas hal itu, pihaknya mengaku sudah mengatensi dengan mengamankan tiang dan tersebut. Penanganan Tiang PJUTS roboh di jembatan Sawangan – Nusa Dua dilakukan bersama tim Abiansemal dan Dinas PU Provinsi Bali. Pihaknya juga sudah mrlaporkan hal tersebut kepada Balai Jalan, untuk tindaklanjutnya masih menunggu info dari balai jalan. “Tiang beserta lampu di bawa Dinas PU Provinsi Bali. Untuk PJUTS di jalan siligita/Nusa Dua Selatan silahkan minta konfirmasi dengan Balai Jalan,”imbaunya. (MBP)