Waspada! Maraknya Villa Ilegal Ancam Masa Depan Pariwisata Bali

Ketua Umum BVRMA Kadek Adnyana.
DENPASAR – baliprawara.com
Meski jumlah kedatangan wisatawan ke Bali menunjukkan tren peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kenyataannya tidak sejalan dengan tingkat hunian villa yang justru mengalami penurunan signifikan.
Menurut Ketua Umum BVRMA Kadek Adnyana, salah satu penyebab utama kondisi ini adalah menjamurnya praktik penyewaan rumah tinggal yang disulap menjadi “villa komersial” tanpa izin dan regulasi yang semestinya. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar dari unit-unit ini dibangun oleh investor asing yang menyewa lahan kosong untuk jangka panjang, lalu membangun dan mengoperasikan villa tanpa mengikuti prosedur dan standar yang berlaku bagi villa resmi.
“Villa-villa resmi wajib mengantongi sejumlah perizinan seperti IMB, SLF, PBG, NIB, izin Pondok Wisata, kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan, hingga memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD). Namun, pelaku usaha ilegal ini kerap hanya bermodal IMB dan NIB saja untuk mulai beroperasi. Parahnya lagi, kehadiran platform digital memfasilitasi promosi villa-villa ilegal ini tanpa filter atau verifikasi yang memadai,” katanya melalui keterangan tertulisnya, Minggu 18 Mei 2025.
Akibat kondisi ini lanjut Adnyana, tterjadi persaingan harga yang tidak sehat, penurunan standar pelayanan, hingga penyalahgunaan fungsi villa untuk aktivitas kriminal dan prostitusi terselubung. Dampak yang lebih luas pun terasa: pencemaran lingkungan, kemacetan, menurunnya kualitas destinasi, dan hilangnya potensi pajak yang seharusnya mendukung pembangunan daerah.
“Kami menyerukan kepada pemerintah untuk segera mengambil tindakan tegas melalui penertiban, pengawasan, dan pembinaan terhadap praktik usaha ilegal ini. Kolaborasi antara pemerintah, DPRD, dan asosiasi pelaku pariwisata sangat diperlukan untuk menjaga marwah dan keberlanjutan pariwisata Bali,” kata Adnyana.
“Jangan biarkan kita hanya menjadi penonton saat tanah kelahiran kita disalahgunakan demi memenuhi kerakusan segelintir pihak. Inilah saatnya kita bersatu, menjaga dapur kita sendiri: pariwisata Bali!,” tegasnya. (MBP)