DAI Tingkatkan Penetrasi dan Literasi Asuransi di Indonesia

 DAI Tingkatkan Penetrasi dan Literasi Asuransi di Indonesia
DAI kembali mengadakan event tahunan Hari Asuransi 2019 , di Nusa Dua.

Mangupura (Bali Prawara)-
Dewan Asuransi Indonesia (DAI) bekerja sama dengan seluruh anggota asosiasi asuransi yang beranggotakan asosiasi asuransi umum (AAUI), asuransi jiwa (AAJI), asuransi jaminan sosial (AAJSI), asuransi syariah (AASI), pialang asuransi dan reasuransi (APPARINDO) serta penilai kerugian asuransi (APKAI), kembali mengadakan event tahunan Hari Asuransi 2019. Kegiatan ini digelar untuk mendorong semangat peningkatan penetrasi dan literasi asuransi di seluruh lapisan masyarakat.

Kegiatan yang memasuki tahun ke-14 inj memgambil tema “Mari Berasuransi” dengan sub tema “Sejuta Polis untuk Negeri”. Kegiatan Hari Asuransi tahun ini berfokus untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya berasuransi untuk perlindungan jangka kepada sebanyak mungkin masyarakat.

Menurut Ketua Umum DAI Dadang Sukresna, perayaan hari Asuransi merupakan bentuk komitmen berkelanjutan DAI bagi masyarakat Indonesia. Melalui tema tahun ini, pihaknya ingin menjabarkan tujuan bersama untuk meningkatkan pemahaman asuransi. khususnya dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dalam mendorong ketersedian akses dan layanan keuangan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.

Dikatakannya, berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penetrasi asuransi di Indonesia masih tergolong rendah, baru 3,01%. pertumbuhan industri asuransi di Indonesia, tetap menunjukkan hasil yang positif dari tahun ke tahun, yakni sebesar 4%. Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat kata dia, asuransi semestinya akan menjadi andalan bagi masyarakat Indonesia dalam menjawa sebagai pelindung dari berbagai risiko di masa depan dan yang dapat mengancam dampak perencanaan keuangankeuangan yang ditimbulkan.

“Menjadi tugas kita bersama untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat dan inklusi asuransi, untuk itu pelaku industri asuransi diharapkan untuk terus meningkatkan layanan kepada Nasabah” kata dadang di Nusa Dua, Kamis (17/10/2019).

Diakuinya, tingkat pendidikan, kesadaran dan pendapatan masyarakat memang masih menjadi tantangan penyebab yang utama dalam berasuransi. Selain itu, kondisi wilayah Indonesia yang merupakan negara kepulauan, turut mempengaruhi percepatan penetrasi asuransi kepada masyarakat. “Merupakan tantangan tersendiri bagi industri asuransi, agar kegiatan penetrasi tidak hanya berfokus di kota-kota besar saja,” akunya.

See also  Tingkatkan Jangkauan Pemasaran, UMKM Diharapkan Memanfaatkan E-commerce

Untuk itu, dalam pelaksanaannya, DAI melakukan berbagai kegiatan yang memfokuskan pada edukasi dan sosialisasi. Terutama terkait manfaat berasuransi kepada seluruh lapisan masyarakat, baik untuk kalangan internal maupun eksternal industri perasuransian, salah satunya melalui kegiatan Hari Asuransi.

Sementara, Ketua Panitia Hari Asuransi 2019 Fachri Adnan mengatakan, terkait tantangan penetrasi asuransi saat ini, insan asuransi melihat masih banyak celah yang dapat dilakukan guna mencapai tujuan peningkatan masyarakat untuk sadar berasuransi. ”Terkait Era Perkembangan teknologi digital dan perubahan lintas generasi dari baby boomers menjadi generasi millennials, merupakan opportunity luar biasa bagi industri asuransi untuk dapat lebih meraih pasar yang lebih besar,” pungkasnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan NonBank (IKNB) OJK, Riswinandi mengatakan, dalam konteks yang lebih luas, tema yang diambil ini juga searah dengan program pemerintah yang mencanangkan target keuangan inklusif atau presentase jumlah penduduk dewasa yang memiliki akses layanan keuangan pada lembaga keuangan formal sebesar 75% pada akhir tahun 2019. “target tersebut tercantum didalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 82 tahun 2016”, ucapnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan bahwa tahun depan Indonesia akan memasuki periode dengan komposisi jumlah penduduk produktif yang tinggi, Hal ini akan berimplikasi pada meningkatnya demand terhadap asuransi karena sebetulnya lapisan golongan masyarakat ini akan membutuhkan berbagai produk keuangan baik untuk proteksi, investasi, leisure, dandan lain sebagainya.

“Potensi tersebut juga ditunjang dengan hegemoni insurance technology (insurtech) yang mulai munculkian populer, melalui evolusi dalam semua aspek operasional asuransi mulai dari sisi penjualan produk, underwriting atau hingga pembelian polis yang bisa dilakukan hanya dengan sentuhan jari. Inovasi ini , sehinggaakan memudahkan perusahaan-perusahaan dalam menjangkau untapped market dan tentunya akan memberikan level pengalaman yang baru pada calon tertanggung,” tambahnya. (praw1)

See also  Diperjuangkan Bendesa Tanjung Benoa, Puluhan Pelaku UMKM Akhirnya Digelontor Bantuan oleh Pelindo

prawarautama

Related post