Siberkreasi Class 2020, Gelar Kelas Inspirasi “Be Social Media Peacemaker”
Denpasar – baliprawara.com
Masifnya perkembangan teknologi dan informasi ibarat pisau bermata dua, memiliki dua dampak, yakni positif maupun negatif. Dengan masifnya perkembangan tersebut, tidak jarang muncul berbagai dampak negatif, seperti perpecahan yang disebabkan oleh misinformasi hoax, dan, cyber bullying, hingga adanya berbagai penipuan secara daring.
Dengan ini, perlu ditingkatkan kemampuan masyarakat dalam penggunaan internet secara baik sehingga dampak negatif internet dapat lebih ditekan. Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi merupakan gerakan sinergis yang mendorong pengguna internet/netizen di Indonesia dalam menggunakan internet secara lebih bijak dan bertanggung jawab. Gerakan ini diinisiasi oleh beberapa kementerian, lembaga, komunitas/organisasi, media dan juga private sector.
Menkominfo Johnny G. Plate memberikan tanggapan atas terbentuknya gerakan Siberkreasi sebagai suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan literasi digital di era perkembangan internet dan teknologi yang semakin masif ini. “Mereka terlibat dalam memberdayakan masyarakat dalam memahami perlindungan data, literasi digital, pengembangan kurikulum, dan tata kelola ruang siber. Gerakan ini telah secara efektif bersama-sama dalam melawan hoax dan cyber-bullying yang merajalela”, ujarnya.
Setelah dua tahun sejak diluncurkan pada 27-29 Oktober 2017 di Jakarta, siberkreasi telah berhasil mewadahi 103 lembaga/komunitas dari berbagai unsur, menjangkau 442 lokasi dengan lebih dari 185.000 peserta aktif yang dikemas dalam program- program sinergi, dan menyebarluaskan 73 buku seri literasi digital yang telah diunduh sebanyak 180.000 kali.
Di awal tahun 2020 ini, Siberkreasi menginisiasi program baru, yakni “Siberkreasi Class” yang hadir untuk mengajak netizen Indonesia agar lebih memahami pentingnya etika di dunia siber serta mampu memanfaatkan teknologi untuk memproduksi konten positif yang berguna bagi masyarakat luas. Inisiasi tersebut tentunya tidak terlepas dari keadaan yang mulai cukup mengkhawatirkan dengan masifnya perkembangan informasi dan teknologi yang tidak diimbangi dengan pemahaman literasi digital. Akibatnya, lahir mentalitas “sumbu pendek” saat melihat berita di media sosial dan internet.
Kegiatan Siberkreasi Class ini berlangsung pada Senin, 27 Januari 2020, berlokasi di Rumah Sanur Creative Hub, Sanur, Bali. Acara ini dibuka oleh Prof Dr. Henri Subiyakto, Staf Ahli Menteri Bidang Hukum, dan Bapak Ida Bagus Ludra sebagai Kabid IKP Diskominfo Provinsi Bali.
Dengan mengangkat tema “Be Social Media Peacemaker”, acara ini digelar dalam bentuk Gelar Wicara (Talk Show)
Perkembangan media digital yang marak saat ini sudah selayaknya diimbangi dengan Literasi digital yang perlu dijalankan di semua lini masyarakat. Salah satunya dengan menggandeng komunitas-komunitas kreatif serta masyarakat untuk menyebarkan gagasan, meningkatkan kemampuan untuk memproduksi konten positif, dan mengeksekusi gerakan masif untuk meningkatkan kebijakan dalam bermedia sosial. Mengusung tema “Be Social Media Peacemaker” sebagai bentuk dukungan mendorong masyarakat dan generasi millenial untuk lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi dan media sosial.
Dalam gelar wicara ini menghadirkan Yosi Mokalu, ketua umum Siberkreasi, sebagai moderator panelis gelar wicara yang diisi oleh Akhyari Hananto (GNFI), Sacha Stevenson (kreator konten), Luhde Suryani, (aktivis dan penggiat Literasi Digital Bale Bengong), serta Ryan Rahardjo (Government Relations dari Google Indonesia).
Loka karya (Workshop)
Selain gelar wicara, terdapat pula tiga lokakarya, pertama lokakarya “Pembuatan Konten untuk Difabel” yang diisi oleh Andi Muhyiddin (Liputan6.com). Kedua, loka karya “Mesin AIS dan Dampaknya pada Platform Digital dan Jurnalisme” yang diisi oleh Antonius Malau (Kasubdit Pengendalian Konten Internet Ditjen Aptika Kominfo) dan Dessy Sukendar (Facebook Indonesia). Terakhir, Lokakarya mengenai “Fact Checking” oleh Giri Lumakto (Mafindo).
Ketiga lokakarya tersebut dilaksanakan secara paralel selama dua jam dan diikuti dengan pengumuman pemenang instagram. (r)