Subjek Red Notice Interpol Buronan Kasus Narkoba Italia, Dipulangkan Imigrasi Ngurah Rai

Pengawalan pemulangan buronan kasus Narkoba Italia, Minggu (19/2/2023). (ist)
MANGUPURA – baliprawara.com
Buronan kasus narkoba yang masuk dalam daftar red notice Interpol, berinisial AS (32), warga negara Australia dan Italia, akhirnya dipulangkan pihak Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai. NCB Interpol Divhubinter Polri, turut mengawal proses pemulangan terhadap subjek red notice Interpol tersebut dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, Minggu 19 Februari 2023.
Kepala Kantor Imigrasi Ngurah Rai, Sugito, menyampaikan bahwa, kronologi penangkapan subjek red notice Interpol tersebut berawal dari kejelian dan kesigapan petugas Imigrasi pada Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Bandara I Gusti Ngurah Rai dalam melakukan pemeriksaan keimigrasian. AS yang menggunakan paspor Australia, datang dari Malaysia menggunakan penerbangan Batik Air (OD171), mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai pada hari Jumat 3 Februari 2023 pukul 22.00 WITA.
Saat itu, Petugas Imigrasi menemukan adanya Hit Interpol pada Aplikasi Perlintasan Keimigrasian pada saat melakukan pemeriksaan keimigrasian terhadap AS. Temuan awal tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lanjutan oleh supervisor. “Dari hasil pemeriksaan lanjutan diketahui bahwa AS memiliki dua kewarganegaraan dan identik dengan subjek red notice Interpol nomor A-10528/11-2016 tanggal 18 November 2016 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Italia,” ucapnya saat memberikan keterangan pers, Minggu 19 Februari 2023, di kantor Imigrasi Ngurah Rai.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Imigrasi Ngurah Rai segera berkoordinasi dengan NCB Interpol Divhubinter Polri untuk melakukan penundaan pemberian izin masuk kepada AS selama 24 jam. Kemudian penyidik dari Polda Bali langsung melakukan penjemputan kepada yang bersangkutan di TPI Bandara Ngurah Rai. AS beserta dokumen perjalanannya kemudian diserahterimakan oleh Imigrasi Ngurah Rai kepada penyidik Polda Bali untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.
Mengutip dari laman Interpol, red notice adalah permintaan kepada penegak hukum di seluruh dunia untuk mencari dan untuk sementara menahan seseorang yang menunggu ekstradisi, penyerahan atau tindakan hukum serupa.
Dikatakan Sugito, aplikasi perlintasan keimigrasian pada Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) yang dimiliki Indonesia, sudah terintegrasi dengan jaringan Interpol I-24/7 yang merupakan jaringan komunikasi global Interpol yang disebut sebagai Interpol Global Police Communication System (IGCS). Sistem ini bekerja selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam sepekan, serta digunakan sebagai sarana pertukaran informasi antara negara anggota Interpol.
“Ini merupakan wujud sinergi kami (Imigrasi) dengan NCB Interpol Polri dalam memperkuat sistem pengawasan lalu lintas orang yang masuk/keluar wilayah Indonesia yang merupakan tugas Imigrasi sebagai penjaga pintu gerbang negara. Dan sistem tersebut (I-24/7) sudah terpasang di seluruh Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) di Indonesia secara online,” terang Sugito. (MBP)