Tanjung Benoa dan Bongkasa Badung Mulai Terdampak Penurunan Wisatawan Tiongkok

MANGUPURA – baliprawara.com
Aktifitas watersport di kawasan Tanjung Benoa, mulai terdampak dengan ditutupnya seluruh penerbangan ke Tiongkok. Sejumlah usaha watersport disana dikabarkan mulai hitung-hitungan untuk bisa mengcover biaya upah pekerja.
Bahkan, menurut Ketua Gabungan Pengusaha Wisata Bahari (Gahawisri) Badung, Nyoman Wana Putra, di kawasan Tanjung Benoa, ada dua penyedia jasa watersport, terpaksa harus merumahkan karyawannya. Dikatakannya, dari dua usaha tersebut, jumlah karyawannya cukup banyak, mencapai ratusan orang. “Ada dua perusahaan, karena usaha ini khusus menggarap wisatawan Tiongkok,” ujaranya.
Saat ini kata dia, penurunan kunjungan wisatawan ke kawasan Tanjung Benoa terutama dari wisatawan Tiongkok cukup tinggi. menurutnya dari data yang ada, penurunan bisa mencapai hampir 100 persen. Kondisi ini kata dia karena yang suka dengan aktivitas watersport memang sebagian besar wisatawan Tiongkok.
Terkait kondisi ini, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan belum ada perusahaan yang melakukan PHK akibat wabah virus corona. Untuk di kawasan Tanjung Benoa, pihaknya sudah mengecek dan menyebut belum ada. Namun dirinya berharap, agar jangan dulu melakukan PHK. “Saya sudah cek Belum ada. Tapi ancang-ancang untuk PHK. Saya bilang, jangan dulu,” pungkasnya.
Tidak hanya wisata watersport yang ada di kawasa Tanjung Benoa yang terdampak penurunan wisatawan Tiongkok, objek wisatawan yang ada di Bongkasa, mulai dari Swing mau pun rafting juga terdampak. Karena objek di daerah tersebut sangat mengandalkan kunjungan dari wisatawan Tiongkok. “Ya di Bongkasa sangat terasa sekali, kunjungan wisatawan Tiongkok sepi dan terdampak terhadap ekonomi masyarakat,” tutur salah seorang masyarakat Bongkasa, Wayan Setiawan. (praw)