Tradisi “Mekotek” Desa Munggu, Ritual Tolak Bala Usir Bhuta Kala

 Tradisi “Mekotek” Desa Munggu, Ritual Tolak Bala Usir Bhuta Kala

MANGUPURA – baliprawara.com

Sebagai ritual tolak bala untuk mengusir roh-roh jahat atau Bhuta Kala, masyarakat Desa Adat Munggu, Badung, kembali gelar tradisi
ngerebeg atau yang sering disebut dengan “mekotek”, Sabtu (29/2/2020). Tradisi yang digelar bertepatan dengan hari raya Kuningan ini, dipusatkan di pertigaan maupun perempatan jalan yang diyakini merupakan tempat berkumpulnya roh-roh jahat atau bhuta kala dengan sarana kayu “pulet” yang panjangnya sekitar 3,5 meter.

Menurut penuturan Bendesa Desa Adat Munggu, I Made Rai Sujana, pada awal dilakukan tradisi ngerebeg, sarana yang digunakam berupa tombak. Kemudian, tradisi ini sempat dilarang pada masa penjajahan Belanda. Pasalnya, dikira akan mengadakan pemberontakan karena menggunakan sarana tombak. Sehingga tradisi ini sempat ditiadakan dalam beberapa waktu lamanya.

See also  Sempat Dijemput Satgas Penanggulangan Covid, WN Kazakhstan Ternyata Bukan ODP maupun PDP

Kemudian kata Sujana, selama tidak dilakukan tradisi tersebut, didesa sempat terjadi wabah penyakit atau gerubug. Akibatnya, banyak warga desa sampai meninggal dunia. Pasca wabah mepanda, beberapa tokoh desa bernegosiasi dengan pihak Belanda supaya tradisi ini bisa digelar kembali. “Setelah melakukan negosiasi, akhirnya tradisi tersebut diperbolehkan kembali digelar. Dengan syarat, tidak menggunakan tombak, namun diganti dengan kayu pulet,” jelasnya.

Selain sebagai penolak bala, tradisi ini juga sebagai perayaan kemenangan perang oleh para prajurit dimasa kerajaan Mengwi. (praw1)

See also  Pohon Pule Setinggi 40 Meter Tumbang Menimpa Bangunan Pura

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *